Siapa yang Sebetulnya Ofensif, Jokowi atau Prabowo?

Jakarta, era.id - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, menyerang balik lawan politiknya saat berpidato di deklarasi Koalisi Alumni Diponegoro di kawasan Kota Lama Semarang, dan deklarasi Forum Alumni Jawa Timur di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/2). kemarin

Waketum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut Jokowi terlihat depresi atas tindakan ofensif tersebut. Fadli heran dengan sikap Jokowi belakangan ini yang dinilai tidak elegan. Sebab, seharusnya sebagai capres petahana Jokowi lebih elegan dalam politik.

Menanggapi kritikan tersebut, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni menyatakan Jokowi tidak bermaksud ofensif, namun hanya melakukan pendidikan politik.

Baca Juga : Klaim Prabowo-Sandi Mirip Proklamator Diprotes Kubu Jokowi

"Pak Jokowi hanya melakukan pendidikan politik kepada rakyat agar rakyat bisa membedakan mana pemimpin yang optimis dan pesimis. Mana pemimpin yang grasa-grusu ketika menerima informasi mana pemimpin yang tertata dan tidak emosional," tutur Raja Juli dalam keterangannya, Senin (4/2/2019).

Raja Juli bilang, Jokowi sebenarnya suka dengan kompetisi demokrasi. Tapi jangan sampai nafsu dan ambisi politik menyebabkan pemimpin menghalalkan segala cara, termasuk berbohong dan manipulatif.

"Maka, dengan ini rakyat harus hati-hati dalam memilih pemimpin yang mengumbar retorika tapi tidak bisa kerja," kata dia.

Perlu kamu tahu, beberapa waktu lalu Jokowi menyinggung isu yang dilempar kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mulai dari isu Indonesia bubar tahun 2030, dugaan propaganda ala Rusia dalam kampanye, angka kemiskinan setara dengan Haiti, hingga hoaks Ratna Sarumpaet.

Baca Juga : Prabowo Sebut Menteri Keuangan sebagai Pencetak Uang

Jokowi buka suara atas alasan kenapa ia mengeluarkan serangan balik kepada lawan politiknya itu. Jokowi menganggap penyampaiannya sebagai ungkapan apa adanya.

Dalam serangan baliknya, Jokowi menyindir capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang pernah bilang Indonesia akan bubar pada tahun 2030 pada Konferensi Nasional dan Temu Kader di Sentul Bogor beberapa waktu lalu. Ungkapan ini diakui Prabowo mereferensi buku berjudul The Ghost Fleet yang ditulis oleh PW Singer dan August Cole. 

Infografis (era.id)

Lanjut, Jokowi juga menduga ada propaganda atau adu domba ala negara Rusia, berdasarkan banyaknya lemparan kabar bohong atau hoaks menjelang kontestasi Pilpres 2019. Jokowi sih, tidak menyebut langsung itu dari kubu Prabowo-Sandi. Tapi, siapa lagi lawan Jokowi di Pemilu nanti kalau bukan Prabowo? 

Masih belum selesai, capres petahana itu juga meminta agar Prabowo tak segampang itu membandingkan angka kemiskinan antara Indonesia dengan negara Haiti. Kata dia, Indonesia merupakan negara yang besar dan sudah masuk ke dalam kelompok 20 ekonomi utama atau G20. 

Jokowi juga menyeret nama mantan juru bicara Badan Pemenangan Nasional, Ratna Sarumpaet. Kamu pasti masih ingat bagaimana kisah Ratna yang mengaku membuat berita bohong soal luka akibat dikeroyok yang nyatanya hasil operasi plastik.

Baca Juga : Penjelasan Prabowo Soal Indonesia Bubar 2030

Ilustrasi kutipan konfrensi pers kebohongan Ratna Sarumpaet. (era.id)

Tag: jokowi-maruf amin prabowo-sandiaga