Cerita Ma'ruf Amin Perjuangkan Sertifikasi Halal

Jakarta, era.id - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin menceritakan perjuangannya, sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), tentang penerapan fatwa halal dan haram suatu produk.  Bahkan, dengan bangga, dia bilang, proses penentuan halal sebuah produk ini diikuti sejumlah negara seperti Taiwan dan Korea.

Cerita ini ia sampaikan dalam acara deklarasi forum ulama akademisi untuk 01. Menurut mantan Rais Aam PBNU itu, butuh waktu lama agar standar soal kehalalan sebuah produk itu kemudian bisa diterapkan di Indonesia dan akhirnya bisa ditularkan ke sejumlah negara.

"Jadi, saya melalui MUI urusan halal lebih (sudah) dari 20 tahun. Memang kita harus sabar, namanya berjuang itu harus sabar," kata Ma'ruf kepada para ulama dan akademisi yang hadir di rumahnya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2019).

Kata dia, kalau dulu sertifikasi halal bukan merupakan hal yang wajib, kini kebalikannya. Menurut Ma'ruf, sertifikasi halal suatu produk merupakan keharusan. Ini berbeda dengan beberapa tahun lalu karena sertifikasi halal sifatnya tak wajib.

"Halal tadinya dianggap sebagai hal yang volunteer, sekarang masuk kepada kewajiban, bukan lagi volunteer. Jadi wajib bersertifikat halal, yang tidak halal ya haram, tulis haram," jelas dia.

Standardisasi soal halal ini kemudian diikuti sejumlah negara, salah satunya Taiwan. Ma'ruf juga bilang, di Taiwan sudah ada rumah sakit yang menggunakan standar halal bagi makanan yang disediakan bagi pasiennya. 

Sehingga, Mustasyar PBNU ini ingin menstimulasi industri halal. Bahkan, akan membuat pusat halal di Indonesia. Ini sesuai dengan visi-misi yang dibawa oleh dia dan pasangannya, capres nomor urut 01 Joko Widodo.

"Makanya jangan dicampur-campur. Yang haram jangan dicampur dengan halal. Misalnya, tempat khusus hewan seperti ayam jangan sampai ada keciptratan air dan sebagainya. Juga sudah ada vaksin," tutupnya.

Tag: ketua mui maruf amin