Kata Siapa Jalan Tol Buat Dimakan?!
Jakarta, era.id - Capres nomor urut 01 Joko Widodo menjawab kritikan terkait pembangunan infrastruktur. Salah satu kritikan yang dijawab oleh Jokowi soal pembangunan jalan tol.
Bagi Jokowi, pembangunan jalan tol serta berbagai infrastruktur lainnya itu memang dibangun untuk memudahkan kehidupan masyarakat.
"Kalau ingin cepat pakai jalan tol, silahkan. Kalau mau pakai jalan nasional tidak apa. Tapi, jangan dibelokkan. Jangan dibelokkan. Ada yang mengatakan, 'pak, kami tidak perlu jalan tol. Kami tidak makan jalan tol'. Yang menyuruh makan jalan tol siapa," kata Jokowi dalam pidatonya pada acara deklarasi alumni Trisakti dukung Jokowi di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (9/2/2019).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menjelaskan pembangunan LRT dan MRT yang juga sempat ramai dibahas. Kata dia, meski sudah direncanakan sejak 30 tahun yang lalu tapi pembangunan tak kunjung terealisasi karena hitung-hitungan yang dilakukan selalu berbasis untung dan rugi.
Padahal dalam proyek untuk masyarakat, harusnya hitung-hitungan untung dan rugi tak bisa dilakukan. Karena, bagi dia pembangunan bagi masyarakat akan kelihatan hasilnya dalam jangka panjang.
"Kita harus lihat dari sisi makronya. Melihat yang lain, yaitu bahwa saat jadi gubernur, jadi saat jadi Gubernur karena kemacetan di Jakarta, Jabodetabek negara dirugikan Rp60 triliun setiap tahunnya. Bahkan sekarang dihitung, kerugian per tahun Rp100 triliun kurang lebih di Jabodetabek. Apakah ini mau diteruskan," tanya dia.
Jokowi menyebut, pembangunan LRT dan MRT yang dilakukannya itu merupakan sebuah keputusan politik. Sebab, jika dihitung bisnis tentunya proyek itu akan merugi dan malah tak akan terbangun sehingga kerugian akan semakin banyak.
Supaya kalian tahu, isu soal pembangunan tol ataupun infrastruktur dibangun dengan hutang memang seringkali menyerang calon petahana ini. Bahkan menurut hasil survei lembaga Politicawave, isu ini menjadi salah satu isu yang paling banyak diperbincangkan di media sosial dan masuk ke dalam 10 isu hoaks yang seringkali menyerang calon petahana.