TKN: Salah Besar Prabowo-Sandiaga Ganggu Jateng
Apalagi, menurut dia, dukungan di wilayah Jawa Tengah terhadap paslon 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin sangat solid. Selain itu, ada satu lagi kesalahan fatal yang dianggap Hasto akan menggagalkan upaya kubu lawan bergerilya di wilayah tersebut.
"Prabowo-Sandi lupa bahwa syarat menyerang basis pertahanan lawan memerlukan soliditas di internal," tegas Hasto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/2/2019).
Tak hanya itu, upaya kubu paslon 02 untuk masuk di lumbung suara pasangan Jokowi-Jusuf Kalla di Pilpres 2014 itu dianggap penuh kegagalan. Soalnya, dari awal mereka berusaha masuk ke Jawa Tengah dengan menggunakan serangan penuh provokasi.
Hasto kemudian memaparkan contoh provokasi yang dimaksudnya, seperti membuat kantor pemenangan di samping kantor pemenangan Jokowi-Maruf Amin. Menurut dia, provokasi semacam ini tidak bijak, tidak sesuai nilai-nilai serta melukai perasaan masyarakat Jateng.
Sekjen PDI Perjuangan juga menanggapi hasil lembaga survei Indopolling Network. Berdasarkan hasil survei tersebut, temuan survei simulasi pemilihan yang dilakukan periode Januari 2019, Jokowi memperoleh elektabilitas sebesar 41,7 persen di wilayah Jawa Barat.
Sementara Prabowo sebesar 37,996 dan jumlah pemilih yang merahasiakan jawaban dan belum menentukan pilihan atau undecided voters masih sebesar 20,4 persen.
Hasto bilang, hasil survei itu tak jauh berbeda dengan hasil survei internal mereka yang menempatkan, paslon 01 unggul dengan persentase 52,4 persen. Bagi dia, peningkatan elektabilitas tersebut, terjadi karena bergeraknya sejumlah tokoh wilayah Jawa Barat.
"Dukungan para tokoh Jabar seperti Agum Gumelar, Ridwan Kamil, TB Hasanuddin, Deddy Mizwar, Deddy Mulyadi, dan tokoh-tokoh sentral seperti Solichin GP, telah merubah drastis peta politik Jabar," ungkapnya.
Selain itu, bergeraknya cawapres 01 Ma'ruf Amin di wilayah Jawa Barat dianggapnya berkontribusi mengubah peta politik dukungan umat Islam.
"Posisi Pak Jokowi sebagai incumbent yang berprestasi juga menjadi faktor berubahnya peta politik tersebut," kata dia.
Atas perubahan peta politik tersebut, politikus PDI Perjuangan ini semakin yakin paslon Jokowi-Ma'ruf Amin akan memenangkan Pilpres 2019.
Karena, partai koalisi pendukung paslon 01 yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK), relawan, serta tokoh pendukung lainnya mendapatkan amunisi baru untuk memenangkan calon petahana ini di atas target 63 persen. Hal ini juga akan membawa kerugian bagi paslon 02 Prabowo-Sandiaga.
"Maka yang terjadi adalah kerugian ganda, Jawa Tengah tidak membuahkan hasil dan Jawa Barat kebobolan," tutupnya.