PDIP Unggul di Pemilih Minoritas Tapi Turun di Pemilih Muslim
Data survei tersebut diambil 15 persen dari 1200 responden dan dilaksanakan pada 18-25 Januari 2019 menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error survei mencapai 2,8 persen.
"PDIP unggul telak untuk pemilih minoritas," ungkap peneliti LSI Rully Akbar di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (20/2/2019).
Untuk posisi kedua ditempati oleh partai Golkar dengan elektabilitas sebesar 13,5 persen diikuti partai Nasdem 3,5 persen. Dilanjutkan dengan partai Gerindra 2,9 persen, partai Demokrat 2,4 persen.
Selanjutnya, ada juga partai Perindo 1,2 persen, PAN 1,2 persen, partai Hanura 1,2 persen, PKB 1,2 persen. Sementara untuk partai lainnya, Berkarya, Garuda, PSI, PBB, PKPI, PKS, dan PPP tidak sampai 1 persen.
Sedangkan untuk pemilih mayoritas alias pemilih muslim, PDI Perjuangan juga memimpin dengan elektabilitas sebesar 18,4 persen. Meski memimpin, suara tersebut ternyata mengalami penurunan. Karena pada bulan Desember 2018 yang lalu, suara PDI Perjuangan di kalangan pemilih muslim mencapai 24,6 persen.
Menurut Rully, hal ini terjadi karena pengaruh pemilihan presiden. Dia menduga, faktor pendukung gerakan 212 dan Ijtima Ulama GNPF memberikan pengaruh karena mereka cenderung memilih pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno serta partai pengusungnya.
Hal ini terbukti, dengan posisi Gerindra yang menempati partai kedua dengan pemilih muslim sebanyak 16,6 persen. "Ternyata kekuatan 212 dan Itjima Ulama, justru memperkuat barisan Prabowo-Sandi," jelasnya.
Sementara, diurutan ketiga partai Golkar menempati urutan ketiga dengan 11 persen, diikuti PKB 9,3 persen, dan Demokrat 5,9 persen.
Posisi berikutnya ada Nasdem dengan suara 4,7 persen, PKS 4,6 persen, PPP 4,1 persen, Perindo 3,4 persen, dan PAN 1,6 persen. Partai Hanura, Garuda, Berkarya, PBB, dan PKPI tidak sampai satu persen. Yang menyatakan tidak tahu dan belum memutuskan di angka 19,3 persen.