Pray For Last Night Siap Membakar Adrenalin
Proses penggarapan The Only Living Sahabi memakan waktu selama empat bulan di mana ide awalnya berasal dari keempat personel PFLN yang lantas diracik hingga menjadi sebuah komposisi yang sesuai ekspektasi.
Dari seluruh pengalaman selama menggarap album ini, PFLN mengaku bisa lebih menambah wawasan, memperbanyak teman, serta bisa lebih tahu pengalaman di dunia indie.
"Dan Alhamdulilah kami masih bisa bertemu bersama di event dan gigs bersama, saling merangkul satu sama lain," kata Faras sang vokalis kepada era.id, Senin (11/3/2019).
Lihat postingan ini di InstagramDari sisi sound, mereka mengaku mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya di mana kini terdengar jauh lebih tajam dan kental seperti band-band post hardcore modern lainnya.
Untuk liriknya, Faras dkk mencoba untuk memotivasi orang-orang yang merasa terpuruk dan selalu membungkam amarahnya.
"Kami ingin dengan album ini masyarakat mengetahui bahwa kami mempunyai semangat juang yang tinggi, berambisi dan berusaha berkarya secara independen tanpa paksaan pihak lain," Faras menjelaskan.
Selama menggarap album ini, para personel PFLN mengaku banyak melahap lagu-lagu dari band idolanya seperti Asking Alexandria, Bring Me The Horizon, dan Blessthefall. Namun demikian, tidak serta merta mereka caplok habis karya-karya dari band tadi.
"Kalau untuk pengaruh, setiap band mempunyai kiblat dan influence-nya masing-masing. Begitupun kami dengan band yang disebutkan di atas. Tapi kami tidak mencomot sepenuhnya, hanya di part-part tertentu saja," tandas Faras.
Selanjutnya, PFLN akan menggarap video musik dari salah satu lagu dalam album mini ini dan melepas full album pada 2020