Review Last Night in Soho: Misi Penyelamatan Arwah dengan Banyak Twist Tak Terduga
ERA.id - Sebuah film horor karya Edgar Wright kembali hadir dengan sentuhan berbeda dari film sebelumnya. Kali ini Wright naik tingkat dengan Last Night in Soho bersama Thomasin McKenzie serta Anya Taylor-Joy.
Last Night in Soho mengangkat genre horor psikologis yang mengikuti perjalanan Ellois 'Ellie' Turner (Thomasin McKenzie), seorang gadis desa yang berambisi menjadi seorang desainer ternama di London, Inggris. Ellie pun memulai mimpinya dengan menjadi mahasiswa di salah satu Universitas ternama London jurusan fashion.
Mulanya saat tiba di London, Ellie mendapat fasilitas berupa asrama dan tinggal dengan salah seorang rekan kampusnya bernama Jacosta (Synnove Karlsen). Tetapi banyak kejadian yang membuat Ellie tidak betah tinggal satu kamar dengannya. Ellie pun memutuskan pindah ke sebuah kamar kost di Soho, yang dimiliki oleh Nyonya Collins (Diana Rigg).
Ellie dibawa berpetualang dengan kejadian mengerikan di tahun 1960-an yang melibatkan Sandie (Anya Taylor-Joy) dengan Jack (Matt Smith). Ellie dengan kemampuan sixth sense miliknya berusaha membongkar kejadian mengerikan yang melibatkan Sandie dan Jack.
Dari kamar kost tersebut lah kehidupan Ellie mulai mengalami banyak perubahan dan memaksa dirinya masuk ke dalam hal mistis dengan para arwah penasaran yang meminta pertolongan.
Pemilihan alur cerita yang maju mundur ini terasa berbeda dan tetap menyenangkan untuk ditonton setiap detailnya. Meski memiliki dua latar waktu yang berbeda, Edgar Wright mampu mengemas film ini menjadi karya yang luar biasa.
Belum lagi pengambilan teknik gambar yang mengundang banyak pertanyaan, 'kok bisa shoot gambar kayak gini? caranya gimana?'. Teknik eksperimental yang dikenal dengan Texas Switch dipakai oleh Wright dalam film Last Night in Soho. Di mana hal ini sempat disinggung Wright lewat cuitannya di Twitter tahun 2019.
Meski memakai teknik yang tergolong baru, hasilnya tentu tak perlu diragukan lagi. Wright mampu menaikan kelas penyutradaraannya dengan baik lewat film ini.
Lalu, untuk segi kostum yang ditampilkan para pemain terutama Thomasin dan Anya tak perlu lagi diragukan. Busana yang mereka kenakan bisa mewakili kota London dengan citra 'surga fashion'. Ya meski pun kostum dari Thomasin dan Anya tidak jauh lebih beragam dari Emily in Paris atau Cruella, tetap saja Last Night in Soho mewakili citra London dengan baik.
Selain memiliki kelebihan dari segi teknik pengambilan gambar dan alur cerita yang bikin penasaran, Wright juga kembali dengan master soundtrack-nya yang nyaman di telinga. Wright berhasil 'mengawinkan' musik dengan tiap adegan yang ada di dalam film.
Bahkan seperti ciri khas Wright, musik yang dia tampilkan terdengar elegant dan bisa mengikuti suasana dan situasi di dalam film. Namun film yang sudah dikemas apik ini memiliki banyak plot twist yang tak terduga. Meski begitu, visual Anya Taylor-Joy bisa menghipnotis penonton dengan aura dan kecantikannya.
Last Night in Soho masuk ke dalam katagori film yang wajib ditonton di bulan November yang sayang untuk dilewatkan. Film Last Night in Soho sudah bisa disaksikan di bioskop Indonesia mulai 3 November 2021.