Pelajar SMA jadi Kalangan Paling Banyak Sebar Hoaks
Bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai yang pegang hajat penyelenggaraan pemilu, isu ini bukan cuma meresahkan, tapi juga bikin pening kepala.
Ketua KPU, Arief Budiman sendiri yang cerita. Katanya, isu hoaks bikin ia dan jajarannya di KPU susah tidur. Beralasan juga. Coba kamu ingat, terakhir KPU terpaksa mendatangi Pelabuhan Tanjung Priok, pukul sebelas malam, hanya untuk memastikan keberadaan surat suara yang konon telah dicoblos. Ya, isu yang ternyata adalah hoaks.
Arief mengungkap banyaknya keterlibatan siswa SMA dalam penyebaran hoaks terkait penyelenggaraan pemilu. Arief meyayangkan hal tersebut, sebab siswa SMA sejatinya adalah anak-anak didik yang seharusnya enggak terlibat dalam hajat-hajat ngawur macam itu.
"Yang merisaukan dari penyebaran hoaks ini pelakunya ternyata sebagian dari mereka anak SMA," kata Arief dikutip Antara, Selasa (19/3/2019).
Arief melanjutkan,pihaknya sudah bergerak cepat untuk mengambil tindakan tegas atas laporan berita bohong terhadap KPU itu. Tapi, kalau para siswa ini akhirnya sadar atas khilafnya, ia bakalan beri ampun.
"Saya akan memberi pengampunan asal terbukti mereka bekerja sendirian. Tetapi kalau terbukti mereka dipekerjakan oleh jaringan yang bertujuan mengganggu pemilu, saya minta dihukum tegas ... Kalau sudah substansial mengganggu pemilu akan saya lawan."
Sebelumnya, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) merilis hasil laporan jumlah hoaks yang berhasil didata dan diverifikasi sebagai hoaks sejak 2018 sampai dengan Januari 2019.
Isu hoaks terkait pemilu dan politik ini memiliki porsi paling besar dibanding yang lain, yakni sebesar 49,94 persen. Dari 488 hoaks tersebut, Mafindo mencatat terdapat 259 hoax dengan tema politik sejak Juli sampai dengan Desember 2018.
"Temuan ini kami amati sejak dimulainya pasa pendaftaran capres-cawapres Agustus 2018. Hoaks di bawahnya disusul dengan isu agama, kesehatan bencana alam, dan pesawat jatuh," sebut ketua Mafindo, Septiaji Adi nugroho.
Lebih jauh, Septiaji mengungkapkan bahwa 259 hoaks dengan tema politik sejak Juli-Desember 2018 tesebut menyasar kepada Paslon 01 dengan 75 hoaks atau sebesar 28,96 persen,
Pemerintah K/L 60 hoaks atau sebesar 23,16 persen, figur terkemuka 57 hoaks atau sebesar 22,01 persen, Paslon 02 dengan 54 hoaks atau sebesar 20,85 persen, Parpol dengan 9 hoaks atau sebesar 3,48 persen, Pemda sebesar 4 atau sebesar 1,54 persen.