Kampanye Terbuka Jokowi di Banjarmasin Bentuk Glorifikasi Kemenangan
"Kampanye terbuka ini hanya bagian dari glorifikasi kemenangan. Sekali lagi, ini bagian dari glorifikasi kemenangan, khususnya bagi capres 01," kata Direktur Kampanye TKN Jokowi-Ma'ruf, Benny Rhamadani kepada wartawan, Rabu (27/3/2019).
Klaim kemenangan di Banjarmasin ini, kata Benny enggak cuma omong kosong. Soalnya, sudah beberapa lembaga survei mencatat, Jokowi-Ma'ruf meraup kemenangan di sini.
Politisi Hanura ini menyebut, kemenangan di Banjarmasin terjadi karena kerja tim pemenangan yang bergerak bersama relawan. Selain itu, dia bilang, menangnya paslon 01 karena sudah banyak masyarakat yang paham hasil kerja calon petahana.
"Kita sudah mampu (menang karena) hasil kerja politik, tentu yang paling utama adalah kinerja dan capaian Pak Jokowi selama lima tahun, kemudian politik lapangan oleh para tim sukses dan partai pendukung," tambahnya.
Dia menambahkan, pada kampanye terbuka di Banjarmasin ini, Jokowi akan mengambil kesempatan untuk makin meyakinkan masyarakat agar memilihnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu, kata Benny, juga akan mengklarifikasi isu hoaks yang menyerang dirinya. Sehingga diharapkan, orasi politik Jokowi makin meyakinkan pemilih dan membuat angka golput bisa diminimalisasi di wilayah ini.
"Kenapa harus ada seruan seperti itu. Karena ini sudah rahasia umum, pihak 02 menggunakan narasi membangun opini, teror, ancaman, kekhawatiran, seolah pesta demokrasi ini tidak akan berlangsung dengan aman," tambah dia.
Jokowi diagendakan menghadiri acara kampanye terbuka di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Rencananya, calon petahana ini akan mulai kampanye di Stadion 17 Mei Banjarmasin, siang ini.
Setelah itu, Jokowi akan melakukan iring-iringan motor menuju salah satu tempat ngopi di Banjarmasin. Enggak cuma itu, mantan Walikota Solo ini akan melihat pameran produk lokal dan motor custom di sana.
Malam harinya, Jokowi dijadwalkan bertemu sejumlah tokoh di Banjarmasin.
Supaya kalian tahu, dalam Pilpres 2014 di wilayah Kalimantan Selatan, Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla kalah tipis dengan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Rajasa.
Saat itu, Jokowi-JK hanya berhasil mengumpulkan suara sebesar 49,95 persen sementara Prabowo-Hatta berhasil mengumpulkan suara sebesar 50,05 persen.