Era Baru Kekaisaran Jepang Bernama 'Reiwa'

Jakarta, era.id - Tepat pada hari ini, pemerintah Jepang telah mengumumkan nama baru untuk era kekaisaran berikutnya. Nama yang terpilih adalah 'Reiwa'.

Nama 'Reiwa' dipilih ketika Putra Mahkota Naruhito naik ke Tahta Kekaisaran dan menandakan berakhirnya kekuasaan Kaisar Akihito selama 31 tahun lamanya. Pengumuman ini disampaikan langsung melalui Kepala Sekretariat Kabinet Yoshihide Suga.

Pergantian nama ini menjadi hal yang sangat penting di Jepang karena selain dengan tahun Masehi, mereka juga memiliki kalender sendiri yang menggunakan tahun Jepang berdasarkan nama era kekaisaran Jepang. Nama-nama era sebelumnya yang pernah dipakai di antaranya adalah Taisho (1912-1926), Showa (1926-1989), dan Heisei (1989-2019).

Nama 'Reiwa' terdiri dari dua kanji yang bermakna 'rei' keunggulan dan 'wa' berarti harmoni atau kedamaian. Pemilihan nama 'Reiwa' berdasarkan salah satu stanza dari Man’yoshu yang merupakan kumpulan puisi tertua di Jepang.

 

Dalam bagian puisi yang dirujuknya, 'rei' dalam hal ini berarti menguntungkan atau luar biasa. Kanji yang sama untuk 'wa' digunakan di era Showa (1926–1989). Menyusul pengumuman tersebut Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe menyatakan nama tersebut mencerminkan keragaman musim dan alam, ia ingin meneruskan warisan Jepang kepada generasi berikutnya.

"Saya ingin Jepang berbunga seperti bunga prem," kata Abe kepada wartawan di Tokyo, Asia Nikkei, Senin (1/4/2019)

"Bunga plum mekar dengan indah setelah musim dingin yang keras sebagai tanda kedatangan musim semi," imbuhnya. 

Nama era baru akan berlaku mulai 1 Mei, ketika upacara pergantian kekuasaan dari Kaisar Akihito kepada Putra Mahkota Naruhito. Acara itu juga menjadi sangat penting bagi seluruh penduduk Jepang nantinya yang menjadi simbol resmi bermulanya awal era Reiwa.

Bila menengok literasi Jepang, era Showa (1926-1989) melambangkan periode yang penuh gejolak setelah Jepang pulih dari peperangan. Kemudian diikuti dengan kebangkitan negeri sakura itu dengan bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi global. 

Pada era Heisei (1989-2019), Jepang lebih dikenal dengan istilah gelembung ekonomi yang dimulai pada tahun 1989 pada saat ekonomi sedang booming dan Jepang merasa di atas dunia. Pada tahun yang sama, Sony mengakuisisi Hollywood Pictures di Hollywood dan Mitsubishi Estate membeli Rockefeller Center yang ikonis di New York, keduanya jadi simbol pemulihan luar biasa negara itu setelah bangkit dari Perang Dunia II.

Sedangkan era Reiwa, Jepang akan bergulat dengan populasi penduduk yang menua dan menyebabkan kekurangan tenaga kerja. Ini akan menjadi awal kekaisaran Jepang yang cukup sulit, hal ini juga mendorong PM Abe menerapkan kebijakan dengan membuka kemungkinan lebih banyak pekerja asing ke negara Sakura itu.

Tag: gempa di jepang hari perempuan internasional