Apakah 'Dilan' Jokowi Cuma Click Bait ?
Terlebih sosok 'Dilan' yang merupakan tokoh film berjudul sama yang sedang digandrungi anak muda saat ini.
"Dugaan sementara ini hanya untuk click bait supaya judulnya menarik dan orang mau baca," ungkap wartawan senior Teguh Santosa dalam diskusi di Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2019).
Teguh menilai, substansi yang disampaikan Jokowi dalam debat keempat kemarin tak menjelaskan secara rinci maksud dari digital melayani itu.
"Saya enggak paham soal digital melayani itu. Ini memang cara konsisten seperti pamer kartu, semuanya digital. Saya enggak melihat ide gagasan Pancasila kemudian lempar ke Dilan," jelas dosen hubungan internasional FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu.
Komentar yang sama juga disampaikan wakil ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Jansen Sitindaon. Dirinya melihat narasi yang disampaikan Jokowi untuk sistem pelayanan pemerintah 'Dilan', tak jauh beda pada masa Pemilu 2014.
"Di debat keempat itu hampir saama narasinya. Dulu, mal pelayan publik, serta sinkron pemerintah pusat dan daaerah. Itu narasi yang diulang kembali, seakan tidak ada yang baru selama empat setengah tahun ini," kata Jansen.
Perlu kalian tahu, sistem pelayanan pemerintah secara digital atau Digital Melayani (Dilan) diungkapkan Jokowi dalam debat capres keempat. Jokowi yakin dengan reformasi dalam pelayanan publik akan menghasilkan tata kelola dan penguatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur negara yang lebih baik.
"Diperlukan pemerintah 'Dilan', Digital Melayani. Oleh sebab itu diperlukan reformasi dalam pelayanan publik lewat elektronik," kata Jokowi beberapa waktu lalu.