Real Count KPU 61 Persen, Selisih Jokowi-Prabowo 9,4 Juta Suara
Berdasarkan data KPU, Pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih unggul dari rival politiknya yakni pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jokowi-Ma'ruf telah mengantongi 56,03 persen dari 53 juta suara. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga meraup 43,97 persen dari 41 juta suara di Pilpres 2019. Selisih angka keduanya hampir 9,4 juta suara.
Berdasarkan data yang sudah masuk, Jokowi-Ma'ruf masih menguasai perolehan suara di Pulau Jawa. Di mana DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur jadi lokasi pemenangan Jokowi-Ma'ruf.
Sedangkan, pasangan penantangnya sejauh ini berhasil mempertahankan kemenangan di beberapa daerah yang menjadi basis kemenangan Prabowo yaitu Jawa Barat sebesar 6.519.737 suara dibanding suara Jokowi sebesar 4.925.130
Perlu diingat juga kalau hasil Situng KPU ini bukan hasil final untuk menentukan pemenang Pemilu 2019. KPU masih akan merekapitulasi kembali tiap lembar data C1 yang masuk dari semua TPS di tiap-tiap kabupaten dan kota.
Selanjutnya KPU akan merekap kembali secara terbuka hasil lembar suara yang telah masuk tersebut untuk dicatat dalam form DC. "Form DC di masing-masing provinsi itu dibawa ke rekap nasional dan ditetapkan KPU sebagai hasil pemilu secara nasional," kata ketua KPU Arief Budiman.
Keterbukaan Situng KPU
Ketua KPU Arief Budiman bilang informasi yang telah disediakan melalui Situng KPU telah mempercepat penyampaian hasil pelaksanaan pemungutan dan perhitungan suara kepada masyarakat secara terbuka. Bagi KPU, Situng ini juga jadi alat pengontrol bagi pihaknya untuk meminimalisir kesalahan.
"Dengan begini, penyampaian informasi jadi bisa cepat. Yang kedua Situng bisa menjadi alat kontrol bagi banyak Pihak. Bagi KPU, situng jadi alat kontrol kalau ada petugas yang salah input data dan nakal. Kalau sekarang ada yg sekarang dituduh curang curang kita bisa ngontrol juga dari situ," jelas Arief.
Sedangkan untuk peserta pemilu, mereka bisa langsung mengkonfirmasi kembali perolehan suara yang mereka terima. Arief meminta, agar peserta pemilu dapat cermat melaporkan kesalahan KPU dengan data yang konkret dan tidak hanya melempar kritikan soal rekapitulasi pemilu.
"Jadi, info yang cepat ini bermanfaat bagi semua pihak. Tapi jangan dipahami bahwa Situng ini satu-satunya alat untuk menetapkan hasil pemilu secara nasional. Ini cuma sebagai alat untuk menyediakan informasi secara cepat," tandasnya.