Bau Kemenyan di Sekitar Gedung Mahkamah Konstitusi

Jakarta, era.id - Bau kemenyan merebak di udara di sekitar Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Bau itu berasal dari sekelompok orang yang melakukan tabur bunga di sana. Mereka menamakan diri sebagai Gerakan Pengusir Setan.

GSP merupakan sekumpulan mahasiswa yang menggelar aksi teaterikal di sana. Dalam aksinya, mereka juga membawa boneka jelangkung dan sejumlah spanduk bertuliskan, 'Gerakan Pengusir Setan. Mengusir Setan di lingkungkanan Mahkamah Konstitusi. MK harus bersih dari ganguan setan-setan perusak demokrasi'.

Aksi teatrikal ini menampilkan dua orang yang wajah dicat merah berjalan merangkak. Mereka diibaratkan sebagai setan yang mengganggu. Sementara, beberapa orang lainnya membacakan ayat suci Alquran, dengan maksud mengusir sang setan. 

Aksi teatrikal Gerakan Pengusir Setan (Diah/era.id)

"Kelompok gelap yang tidak kita ketahui kita harus usir semuanya. Mereka adalah lingkaran gelap yang selalu menggagu negeri ini," kata seorang laki-laki yang menjadi orator.

Aksi mereka dilakukan di belakang massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR). GNKR sudah lebih dulu melakukan aksi di tempat ini. 

GNKR pun merasa terganggu dengan kehadiran massa GSP. Seorang laki-laki keluar dari kerumunan massa GNKR dan memprotes aksi GSP. Laki-laki berkacamata hitam dan menggunakan masker ini minta agar massa GSP mundur dari seputaran area Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat. 

Dia juga sempat mengacungkan jari telunjuk dan jempol persis lambang pendukung paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga uno. 

"Setan mana yang kalian maksud?!" 

Sempat terjadi cek cok saat aksi GSP digelar (Wardhany/era.id)

Orator dari GSP pun tak mau kalah. Dia pun membalas pernyataan pria bermasker tersebut. 

"Kalau ada yang sakit hati atau tersinggung mungkin itu setan," ungkap orator tersebut.

Sekitar 40 menit, GSP melaksanakan aksinya sebelum akhirnya mereka membubarkan aksinya. Sementara massa GNKR terus beraksi di tempat itu.

Tag: perlawanan terakhir prabowo