Jerat Mudarat Sampah Plastik
Jakarta, era.id - Victor Vescovo berhasil catatkan nama dalam sejarah. Dia sanggup menyelami Palung Mariana di Samudera Pasifik. Sialnya, pensiunan Angkatan Laut Amerika Serikat itu tak hanya jadi manusia pemegang rekor penyelaman terdalam, tapi juga jadi yang pertama menyaksikan keberadaan sampah plastik di dasar laut paling dalam di bumi. Ironi ini menunjukkan, sudah sejauh mana polusi plastik dan jerat mudaratnya.
Sejauh ini, penyelaman di Palung Mariana sendiri baru dilakukan oleh tiga orang. Sebelum Vescovo pada Mei 2019 lalu, Letnan Angkatan Laut AS, Don Walsh dan Insinyur asal Swisss, Jacques Piccard berhasil menyelami Palung Mariana pada 1960. Setelahnya, di tahun 2012, sutradara Titanic, James Cameron juga berhasil menjelajah dengan kapal selam hijaunya.
Vescovo tak pernah membayangkan, temuan yang ia dapat di palung sedalam 11 kilometer itu adalah sampah plastik. Memang, ia menemukan sejumlah spesies penghuni laut baru. Namun, sampah plastik di salah satu kerak bumi paling dalam?
Data World Watch Institute yang dirilis World Bank pada April 2018 melaporkan, sekitar 300 juta ton plastik diproduksi di bumi setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil yang dapat didaur ulang. Sisanya, berakhir di tempat pembuangan akhir dan menyebar di lautan. Menurut data yang sama, diperkirakan ada jutaan metrik ton sampah plastik yang berakhir di lautan setiap tahunnya.
Merujuk data lain yang dirilis World Economic Forum dan Ellen MacArthur Foundation, tren produksi dan konsumsi plastik masyarakat dunia akan menyebabkan kerusakan parah di lautan. Data tersebut memprediksi, pada 2050, sampah plastik --berdasarkan hitungan berat-- akan lebih banyak ketimbang keberadaan ikan di lautan.
Infografik oleh Ilham/era.id
Lautan sampah, sampah lautan
Seperti yang terjadi di seluruh dunia. Polusi sampah plastik di Indonesia juga meneror lautan. Pada November tahun lalu, paus sperma ditemukan mati terdampar di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Belakangan, ditemukan 115 buah sampah gelas plastik, 19 plastik keras, empat botol plastik, 25 kantong plastik, dua sandal jepit, sepotong karung, dan lebih dari seribu potong tali rafia. Diperkirakan, bobot total dari seluruh sampah di dalam perut paus mencapai 5,9 kilogram.
Bukan hanya paus, penyu juga pernah menjadi korban polusi sampah plastik. Sebuah video di YouTube sempat viral. Dalam video tersebut, terlihat bagaimana sedotan plastik sepanjang 12 sentimeter melukai hidung seekor penyu. Upaya mengeluarkan sedotan plastik dari hidung penyu itu lumayan bikin merinding. Tengok saja dalam video di bawah.