Strok Makin Rentan untuk Anak Muda
"Biasanya dari statistik di atas 50 tahun. Tetapi belakangan ini usianya lebih awal, umur-umur 20 atau 30 suka ada yang mengalami stroke," kata Dokter Spesialis Bedah Saraf Siloam Hospitals Bogor, dr Thomas Tommy usai sebuah acara di Bogor, dilansir Antara, Sabtu (14/7/2019).
Menurutnya, selain faktor usia, potensi strok tidak bisa dibendung akibat faktor keturunan ataupun genetika. Sementara, risiko strok bisa diminimalisir bagi mereka yang berpotensi dari kalangan perokok, penderita kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, penderita diabetes, dan penderita penyakit lain yang berisiko stroke.
"Definisinya strok suatu kelainan pembuluh darah yang menyebabkan neurologis secara tiba-tiba. Berdasarkan statistik, strok penyebab kedua disabilitas," kata dr Tommy.
Pencegahan strok ini, kata dia, dilakukan dengan cara pola hidup sehat, yakni olahraga dan makan teratur. Selain itu, Tommy mengimbau masyarakat peka ketika memiliki potensi strok, sehingga bisa langsung memeriksa diri ketika mengalami tekanan darah tinggi dan penderita penyakit berpotensi strok lain.
Selain strok, ada banyak masalah kesehatan yang menyasar otak. Dia mengatakan, kesehatan otak perlu dijaga karena itu merupakan pusat dari seluruh kegiatan tubuh manusia. Menurut, Tommy, bila otak terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental akan terganggu pula.
Sementara itu, Direktur Siloam Hospitals Bogor Liediawati Shahaan mengatkan, kesadaran masyarakat terdahap kesehatan otak secara umum masih terbilang sangat rendah. Ia mengatakan, masyarakat lebih sering memeriksa kesehatan jantung dan organ lain, daripada otak.
"Pada kenyataannya, brain check up sangat diperlukan karena berguna untuk mendeteksi penyakit yang mengancam kesehatan otak, seperti strok. Hal inilah yang ingin kami sosialisasikan juga kepada masyarakat awam melalui acara edukasi ini.” tuturnya.