Karangan Bunga Prabowo untuk PDI Perjuangan
Suasana juga tampak semarak karena di depan lobby hotel ini para pemusik tradisional gamelan Bali terus memainkan alat musik mereka menyambut kader yang berdatangan.
Gelaran tarian yang ada di acara Kongres V PDIP di Bali (Wardhany/era.id)
Sementara di dalam gedung hotel, ornamen-ornamen khas Bali dengan nuansa PDIP telah dipasang. Tak hanya itu, sejumlah spanduk bergambar wajah kader dan karangan bunga yang dikirim dari kepala daerah dan organisasi sayap partai pun tampak di sekitar pintu masuk hotel.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto turut mengirimkan karangan bunga. Karangan yang terpasang di sebelah kanan pintu masuk lokasi acara ini, berisi ucapan selamat.
"Selamat dan sukses Kongres V PDI Perjuangan," begitu tulisan di karangan bunga dari Prabowo itu.
Tak hanya karangan bunga, Prabowo dipastikan hadir dalam acara yang bakal dibuka pada pukul 13.00 WITA. Mantan Danjen Kopassus ini rencananya akan ditemani dua Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
"Pak Edhy [Edhy Prabowo] dan Pak Sugiono (mendampingi)," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan, Kamis (8/8/2019).
Sebelumnya, pernyataan kehadiran Prabowo di Kongres V PDIP disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. "Pak Prabowo memastikan kehadiran beliau," kata Hasto pada Rabu (7/8/2019).
Selain itu, untuk menghormati kedatangan Prabowo dalam acara itu, Ketua Organizing Commitee Kongres V, I Wayan Koster menyampaikan pesan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar peserta kongres menjaga sikap dan tutur kata saat upacara pembukaan pada 8 Agustus 2019.
Koster meminta seluruh kader bisa menyapa undangan secara ramah, sopan, santun, dan simpatik. "Jangan mengeluarkan kata-kata yang menyinggung undangan. Apalagi ada undangan terhormat seperti Pak Prabowo yang hadir. Jadi jangan sampai ada yang bilang, huuu, jangan gitu," kata Koster saat acara malam budaya di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Bali, Rabu (7/8/2019) malam.
"Jadi harus simpati dan berikan tepuk tangan yang meriah kepada Prabowo," ujarnya.
Prabowo dan PDIP punya cerita yang tak bagus. Sejak 2014, hubungan mereka merenggang. Padahal, pada Pemilu 2009, Megawati berpasangan dengan Prabowo dan kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Kerenggangan mereka disebut-sebut karena adanya perjanjian Batu Tulis. Megawati dianggap melanggar perjanjian tersebut, yang konon isinya tentang dukungan Prabowo jadi capres pada Pemilu 2014 karena dia jadi cawapres mendampingi Mega pada Pemilu 2009.
Pada Pemilu 2014, Megawati malah menunjuk Joko Widodo, yang saat itu menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, sebagai capres. Prabowo akhirnya melawan Jokowi pada pemilu saat itu. Pemilu ini dimenangkan Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Pada Pemlu 2019, Prabowo pun tak berkongsi dengan koalisi Megawati. Prabowo maju jadi capres lagi dan kalah dengan Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin.