PALYJA Pastikan Ketersediaan Air Bersih di Jakarta Aman
"Secara kuantitas, sumber air yang diolah PALYJA hingga saat ini masih aman," Kepala Divisi Korporat Komunikasi dan Pertanggungjawaban Sosial PT. PALYJA, Lydia Astriningworo dalam keterangannya, Jumat (23/8/2019).
Sumber air baku yang diolah PALYJA bersumber dari Kanal Tarum Barat dengan sumber air dari Waduk Jatiluhur yang dioperasikan oleh Perum Jasa Tirta (PJT) II sebesar 64,7 persen, Kali Krukut sebesar 4,1 persen, dan Cengkareng Drain sebesar 1,5 persen.
"Disamping itu ada pula air bersih yang langsung dibeli PALYJA dari PDAM Tangerang sebesar 29,7 persen," katanya.
Meski begitu, Lidya mengaku terjadi penurunan kualitas sumber air baku dari Kali Krukut karena musim kemarau dan mengakibatkan penurunan debit produksi IPA Cilandak.
"Sebagai kompensasi, katanya, PALYJA membeli air bersih dari Aetra sebesar 100 lps," katanya.
Sebagai informasi, Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan mengeluarkan peringatan dini ancaman kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah DKI Jakarta dan Banten.
Wilayah ini mengalami deret hari tanpa hujan (HTH) atau hari kering lebih dari 20 hari hingga lebih dari 60 hari. Dampaknya, akan terjadi pengurangan ketersediaan air tanah, sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih.
Diakui oleh Kepala Dinas Sumber Daya Air Juaini, pada sejumlah waduk di DKI pun sudah terlihat mengering. Bahkan, sudah terlihat lumpurnya.
"Di waduk Pluit, misalnya. Waduk ini hulunya di Katulampa, memang tinggal terlihat batu-batunya doang. Jadi diperhatikan memang aliran air mulai mengering karena curah hujan tidak ada," kata Juaini.
Pemprov DKI tentu mesti mengantisipasi ancaman kekeringan ini. "Kalau sudah kering seperti itu, kami melakukan antisipasi saja. Antispasinya sendiri kami selama ini bekerja sama dengan PD PAM kan, kami belum menyuplai," ungkap dia.