Mengenal Fobia Kancing: Koumpounophobia

Jakarta, era.id - Rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau biasa disebut fobia, sering kali dialami sejumlah orang. Sebut saja seperti fobia terhadap ketinggian. Pengidap fobia tersebut biasanya sangat takut sekali berada di tempat tinggi seperti pesawat, atap gedung, jembatan, atau tempat tinggi lainnya.

Fobia terhadap ketinggian mungkin masih banyak ditemui pada orang di sekitar kita. Nah, bagaimana dengan fobia terhadap kancing baju? Tentunya enggak banyak orang yang takut dengan benda yang digunakan sebagai penutup pakaian satu ini.

Nama fobia itu adalah koumpounophobia. Orang yang mengidap fobia ini biasanya punya rasa takut berlebihan ketika melihat kancing. Kata Koumpounophobia berasal dari bahasa Latin Koumpouno yang berarti tombol dan phobos Yunani yang berarti ketakutan.

Melansir dari Psychology Today, koumpounophobia adalah fobia yang relatif jarang. Hampir 1 dari 75.000 orang diketahui mengalami fobia ini. 

Mereka cenderung menghindar untuk tidak melihat, menyentuh, atau memakai sesuatu yang memiliki kancing akibat rasa teror dan tidak nyaman yang muncul.

Ilustrasi (era.id)

Ada beberapa penyebab seseorang bisa terkena koumpounophobia. Ada yang memang merasa jijik atau takut dengan teksturnya. Kemudian, ada faktor keturunan dari anggota keluarga yang juga memiliki fobia kancing. 

Selain itu, pengalaman traumatik juga bisa menyebabkan koumpounophobia. Misalnya, mereka pernah tersedak atau tertelan kancing secara tidak sengaja, dan tak mau kejadian itu terulang kembali. 

Gejala orang mengidap koumpounophobia terjadi ketika timbul rasa takut saat melihat kancing. Selain itu, fobia kancing juga bisa disertai dengan rasa pusing, mual, dada sesak, detak jantung meningkat, tubuh gemetar dan berkeringat, serta menangis.

Lebih lanjut, cara penanganan pengidap koumphonophobia bisa dilakukan dengan cara terapi CBT (cognitive behaviour therapy). Terapi ini dilakukan di bawah pengawasan seorang psikiater. Terapi CBT bertujuan untuk mengubah proses pola pikir dari negatif menjadi positif. 

Dari terapi ini, pemikiran mereka akan kancing lebih rasional dan merubah secara positif objek akan kancing bukan sesuatu yang menakutkan.

Kami bertanya kepada salah satu pengidap koumphonophobia bernama Lani (23) soal ketakutannya terhadap kancing. Wanita yang tinggal di bilangan Jakarta Selatan ini mengaku baru menyadari fobianya datang begitu saja sejak beberapa tahun lalu. 

Ilustrasi (era.id)

"Aku takut melihat ada kancing yang tergeletak begitu saja. Biasanya, kalau melihat kancing tergeletak, aku langsung teriak dan merinding," tutur Lani kepada era.id.

Meski punya rasa takut terhadap kancing, tak ada reaksi lain yang ditimbulkan dari dalam tubuh Lani saat melihat benda tersebut. Kemudian, dia hanya takut pada kancing yang tergeletak dan begitu cemas terhadap kancing yang menempel di pakaian. 

"Kurasa fobia kancing yang aku rasain belum begitu parah. Jadi, aku belum memutuskan untuk melakukan pengobatan terapi apa pun," jelas dia. 

Tag: kesehatan mental kesehatan