Asal Muasal Pendanaan Septic Tank di Tanjung Duren
Namun, tak dipungkiri, pembangunan itu dapat dipastikan menyedot dana yang tak sedikit. Hanya saja, sebelumnya Camat Grogol Petamburan Didit Sumaryanta sempat menyebut bahwa pembangunan septic tank di kawasan padat penduduk itu.
Akan tetapi, rencana pembangunan septic tank komunal itu terhambat lantaran ketersediaan anggaran. Sehingga, tengah mencari pihak lain untuk membantu pembiayaan pembangunan.
"Karena memang nggak ada di anggaran kita (pembangunan septic tank). Saat ini kita lagi merangkul stakeholder lah ya untuk itu," kata Didit, Jumat (4/10).
Sementara, Lurah Tanjung Duren Utara Iskandar menyebut yang dimaksud dengan tak adanya anggaran dalam pembuatan septic tank itu merujuk dengan anggaran yang telah diberikan oleh pemerintah provinsi (pemprov) pada saat ini.
Meski disebut-sebut rencana pembangunan itu telah masuk atau dianggarkan pada tahun 2020. "Jadi mungkin maksudnya pada saat ini (anggaran), jadi setelah kita konfirmasi (bantuan CSR) sama warga yang beruntung untuk membantu warga yang tidak beruntung kan biasa," kata Iskandar kepada era.id.
Bahkan, Iskandar juga mengklaim bahwa dengan permasalahan yang telah beredar itu, beberapa bantuan dari pihak PD PAL Jaya dan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI juga mendukung pembangunan tersbut. "Bahkan dari PD PAL Jaya dari pemda DKI dia support," ungkapnya.
Hanya saja, ketika disinggung mengenai dana yang telah dianggarkan untuk pembuangan atau penataan kampung itu, Iskandar menyebut tak mengetahui hal tersebut. "Kalau untuk berapanya saya kurang tahu tapi sudah dianggarkan 2020," singkatnya.
Permasalahan itu muncul lantaran warga Gang Sekertaris I, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat, kerap menggunakan toilet umum. Namun, kotoran yang dihasilkan tak ditampung dalam septic tank, melainkan langsung diarahkan ke sodetan kali Sekertaris. Sehingga, kotoran yang langsung dibuang ke saluran air itu disebut telah mencemarkan lingkungan.