Tak Ada Euforia Tauliah Presiden di Ruang Publik
Di Senayan City, misalnya. Pusat perbelanjaan yang hanya berjarak sekitar 1,3 kilometer dari tempat tauliah Joko Widodo-Ma'ruf Amin itu tampak adem ayem. Tak ada tanda-tanda perayaan. Tak ada riuh dari toko-toko yang turut merayakan pelatikan kepala negara.
Hal ini bahkan bisa terlihat dari luar. Seperti tak ada perayaan penting, di sini semua berjalan dengan normal. Orang-orang melakukan aktivitas seperti biasa. Mereka berbelanja masuk dan keluar dari satu toko ke toko lainnya. Toko elektronik yang biasa menampilkan siaran langsung televisi juga tak menayangkan acara pelantikan ini, salah satunya adalah Best Denki.
Toko elektronik yang terletak di lantai empat ini tampak berjalan seperti biasa. Televisi yang berjajar rapi di dinding bahkan tak ada satu pun yang menayangkan acara pelantikan presiden. Yang terlihat hanyalah footage city light, pertandingan sepak bola, hingga film Bohemian Raphosdy yang diperankan oleh Rami Malek.
Salah satu staf Benki Denky, Gunawan mengatakan bahwa tokonya itu tak memiliki jaringan untuk menyiarkan acara langsung di televisi. "Selain itu juga semua televisi di sini hanya menggunakan USB untuk menampilkan display-nya, Mba. Jadi, kita memang tak menyiarkan acara televisi," ujarnya kepada era.id, Minggu (20/10/2019).
Ketika ditanya mengenai pendapatnya soal pelantikan presiden ini, ia mengatakan acara itu biasa aja. Gunawan justru menyoroti persiapan yang dianggap berlebihan untuk acara pelantikan presiden dan wakil presiden.
"Menurut saya sih itu (persiapan) berlebihan ya. Seharusnya tak usah seperti itu," kata dia.
Di sisi lain, Gunawan justru mengharapkan perayaan yang dilakukan bersama-sama dengan rakyat. "Ya sebenernya karena ini termasuk perayaan ya, seharusnya dirayakan bersama-sama rakyat. Entah itu parade atau pesta rakyat," kata Gunawan.
Bukan hanya Gunawan saja yang merasa persiapan acara itu berlebihan. Zahra, dara muda yang mengikuti perkembangan berita lewat media sosial juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, persiapan yang dilakukan berlebihan, termasuk pengalihan arus lalu lintas.
"Aku sih sebenernya biasa aja sama acara ini. Persiapannya juga berlebihan ya. Jadi buat ke mana-mana susah hehe," ujar Zahra yang datang bersama adiknya di Senayan City.
Seperti diketahui, berbagai persiapan dilakukan untuk acara pengukuhan kepala negara. Sekitar 31 ribu personel gabungan Polri dan TNI dikerahkan untuk mengamankan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin. Tak hanya itu, kali ini pengamanan presiden juga membuat sejumlah jalan di ibu kota harus di tutup, setidaknya di sekitar Gedung MPR/DPR di mana acara itu akan digelar.
Jalan Gatot Subroto, Jalan Tentara Pelajar, dan Jalan Gerbang Pemuda ditutup satu jalur hingga hari ini. Hal itu jelas membuat aktivitas warga terbatasi. Kemacetan lebih masif pun terjadi di sejumlah jalan alternatif.
Bahkan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta juga akan melakukan pola operasional khusus untuk kereta rel listrik (KRL) lintas Rangkasbitung-Tanah Abang.
VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba pengaturan pola operasi khusus KRL Commuter Line dilakukan pada rute Lintas Rangkasbitung/Maja/Parungpanjang/Serpong-Tanah Abang PP.