Rupiah Menguat Tipis Seiring Pelantikan Kabinet Baru Jokowi

Jakarta, era.id - Pengumuman susunan kabinet baru Presiden Joko Widodo, belum memberikan efek positif bagi para pelaku pasar. Teruntuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) siang ini masih tertahan di zona merah sepanjang sesi I dan turun tipis 2,8 poin (0,04 persen) ke level 6.222.

Sedangkan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah siang ini menguat ke angka Rp14.035 per dolar. Rupiah menguat 0,01 persen dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

"Pelemahan rupiah lebih karena faktor global. Dolar AS menguat terhadap beberapa mata uang utama Euro dan GBP," ujar Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto seperti dilansir dari Antara, Rabu (23/10/2019).

Menurut Rully, pelaku pasar masih mengapresiasi nama-nama yang ditunjuk sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Maju, terutama menteri-menteri di bidang ekonomi. "Untuk susunan tim ekonomi saya rasa cukup baik," kata Rully.

Rully memperkirakan hari ini rupiah akan terkoreksi terbawa sentimen negatif eksternal khususnya terkait perkembangan negosiasi internal Brexit di parlemen Inggris.

Berbeda dengan situasi di lantai pasar saham, lima dari 10 indeks sektoral melemah dipimpin sektor perdagangan yang turun 0,87 persen. Sebanyak 174 saham naik, 200 saham turun, dan 139 saham stagnan. 

Frekuensi perdagangan saham ditransaksikan sebanyak 305.146 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 11,639 miliar saham senilai Rp4,561 triliun. Dana asing keluar ke pasar reguler tercatat Rp116,457 miliar. Sementara kapitalisasi pasar mencapai Rp7.179,308 triliun.

11 Saham Emiten BUMN Menguat

 

Dilantiknya Erick Thohir sebagai menteri BUMN menggantikan Rini Soemarno oleh Presiden Jokowi memberikan stimulus positif, pada harga saham-saham perusahaan BUMN. 

Dilansir dari CNBC Indonesia, berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) ada 20 perusahaan BUMN berstatus terbuka alias emiten. Hingga sesi I, sebanyak 11 saham BUMN menguat, empat saham stagnan dan lima saham terkoreksi.

Saham yang menguat paling tinggi adalah saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menguat 2,68 persen ke level Rp2.300/saham. Lalu saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 2 persen ke level Rp 2.040/saham.

Saham-saham yang kinerjanya stagnan antara lain PT Semen Baturaja Tbk (SMGR) pada Rp625/saham. Demikian pula saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) stagnan pada harga Rp 388/saham.

Sementara saham-saham yang mengalami koreksi antara lain, saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) turun 1,75 persen ke harga Rp 560/saham, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tertekan 0,24 persen ke level Rp4.130/saham.

Tag: ekonomi kreatif pertumbuhan ekonomi