Warisan Ryamizard untuk Prabowo di Kementerian Pertahanan
Di awal masa jabatan, Ryamizard sudah mewanti-wanti Prabowo bahwa tugas Menhan cukup berat karena mesti bertanggung jawab menjaga kedaulatan negara, termasuk ancaman perang terbuka.
"Ancaman nyata selalu berulang, lalu bencana alam, terorisme, pencurian SDA, cyber, narkoba, dan wabah penyakit. Artinya, ini harus jadi perhatian kita," tutur Ryamizard dalam acara serah terima jabatan di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019).
Ryamizard bilang, yang pertama mesti Prabowo perhatikan adalah program pertahanan yakni bela negara yang sempat digagas pada 2014. Program ini, rencananya wajib diikuti oleh seluruh warga negara Indonesia.
Tapi, kata dia, program itu sempat menuai pro dan kontra saat pertama kali diketahui oleh publik. Padahal menurut dia, program ini adalah hal yang wajib dilakukan.
"Saya sampai dipanggil oleh presiden, 'Bapak Menhan, kalau melaksanakan sesuatu harus ada sosialisasi dulu dan ada payung hukumnya'," tutur dia.
"Saya menggelorakan dua bulan, jalan. Kemudian payung hukumnya apa? Payung hukumnya jelas UUD 1945, Pasal 29 dan 30," tambahnya.
Tak hanya itu, Ryamizard juga minta Prabowo waspada terhadap isu teroris seperti ISIS serta pola pikir radikalisme seperti khilafah yang berpotensi menggeser ideologi Pancasila yang berkembang di masyarakat dan dunia pendidikan.
"Saya rasa, seminggu bisa beberapa kali bicara khilafah, karena paham itu mulai masuk ke sekolah-sekolah. Ini adalah pekerjaan rumah. Kita mohon agar Pak Prabowo lanjutkan dan jangan sampai meningkat lagi perkembangan (paham) itu," ungkap Ryamizard.