Semangat Sumpah Pemuda dan Kabinet Jokowi
Tiga orang di antaranya berusia di bawah 40 tahun, yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Herawati Tanoesodibjo, serta Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.
Munculnya kalangan muda ini mengingatkan kita pada peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober, beberapa hari lagi. 91 tahun yang lalu, anak-anak muda dari seluruh Indonesia berkumpul menggelar kongres. Di sana mereka bersumpah atas nama Indonesia. Lagu Indonesia Raya karya WR Supratman yang saat itu berusia 21 tahun, pun diperdengarkan di kongres itu. Kini, lagu tersebut jadi lagu kebangsaan.
Semangat Sumpah Pemuda di kabinet Jokowi ini ditangkap Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin. Dia menilai, anak-anak muda di Kabinet Indonesia Maju ini harus diberikan kesempatan sebelum dinilai kemampuannya. Dia menganggap, 100 hari pertama setelah dilantik merupakan tolok ukur kemampuan menteri tersebut.
"Jika hanya landai-landai dan biasa saja, maka itu adalah indikasi mereka tidak bisa bekerja dengan baik," kata Ujang saat dihubungi era.id lewat sambungan telepon, Sabtu (26/10/2019).
Namun, jika mereka bisa bekerja dengan menghadirkan inovasi baru dan merubah pola birokrasi di 100 hari pertama, ini akan menjadi penanda bahwa anak muda mampu bekerja maksimal sebagai menteri dan wakil menteri.
"Maksimal atau tidaknya kerja mereka, kita tunggu dalam 100 hari pertama," ungkapnya.
Jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju (Foto: setkab.go.id)
Ujang menambahkan, anak muda yang duduk di jabatan birokrasi akan mendapatkan tantangan tersendiri. Sebab, mereka akan berhadapan dengan apartur sipil negara dari berbagai kalangan usia, termasuk yang sudah senior.
"Itu jadi tantangan tersendiri bagi mereka. Pasti akan jadi kesulitan, jika mereka tidak bisa mengurus PNS di kementerian karena mereka akan dikerjai," ujarnya.
"Tapi dengan kesungguhan, bisa saja dapat berubah hanya saja tidak mudah," tambahnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Mercubuana Maksimus Ramses Lalongkoe menilai keberadaan anak muda di kabinet jauh dari semangat Sumpah Pemuda. Dia menganggap anak muda yang duduk di kursi kabinet tak memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam kementerian mereka. Maksimus juga pesimis jika para menteri dan wakil menteri muda itu bisa bekerja maksimal ke depannya.
"Menteri dan wamen muda ini, bagaimana kita bisa memberikan dorongan harapan yang besar bagi mereka kalau mereka adalah dorongan dari partai politik," kata Maksimus.
"Kan ada beberapa yang endorse-an dari partai politik misalnya anaknya Harry Tanoesodibjo (Angela Herawati Tanoesodibjo), terus beberapa lainnya," imbuh dia.
Sehingga menurut dia, harapan publik terhadap anak-anak muda yang dianggap mampu bekerja mandiri, tanpa ditekan partai politik, dan bisa mengambil semangat pemuda dari Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1921 itu, tak akan bisa terlaksana.
Jajaran wakil menteri Kabinet Indonesia Maju (Foto: setkab.go.id)