Kata Siapa Anak Muda Gak Bisa Kena Serangan Jantung?

Jakarta, era.id - Jika kamu berpikir bahwa penyakit jantung hanya menyerang kalangan usia tua, kamu salah besar. Sebab tidak sedikit orang dengan usia muda mendapat gejala maupun serangan penyakit mematikan ini. Faktor gaya hidup adalah salah satu penyebabnya.

"Penyakit jantung koroner (PJK) (trennya) makin muda. Biasanya (menyerang) laki-laki di atas 40 tahun, sekarang sudah enggak sedikit di bawah 40 tahun juga sudah dikelola karena kena serangan jantung," kata spesialis jantung Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, dr Toni Mustahsani Aprami, saat berbincang dengan era.id, beberapa waktu lalu.

PJK merupakan penyakit di mana terjadinya sumbatan pada pembuluh darah koroner, yaitu pembuluh darah yang menyalurkan darah ke jantung. Karena suplai darah ini, jantung bisa berkontraksi atau berdenyut. Jika pembuluh darah koroner tersumbat, maka suplai darah pun berhenti.

Baca Juga : Konsumsi Wortel Bisa Jadi Solusi Penyakit Kronis

Sumbatan pembuluh darah terjadi karena sejumlah faktor risiko. Toni bilang, faktor risiko PJK ini adalah diabetes, hipertensi, dislipidemia (kolestrol), merokok, obesitas, kurang aktivitas, kurang olahraga, dan lain-lain. "Makin banyak faktor risiko yang ada pada individu makin tinggilah kemungkinan terjadinya PJK," terangnya.

Sejumlah faktor risiko tersebut tentu bisa diperbaiki agar tidak memicu PJK. Gejala PJK biasanya karena adanya keluhan nyeri dada di sebelah kiri, menjalar ke lengan kiri disertai keringat dingin. Gejala ini berlangsung lebih dari 30 menit dan tidak hilang oleh obat warung.

Ilustrasi (Pexels/Pixabay)

Namun yang utama, lanjut Toni, adalah memperbaiki faktor risikonya. Misalnya, orang dengan diabetes diobati diabetesnya, begitu juga dengan hipertensi, dislipidemia. Dan hal itu harus dibarengi dengan pola hidup sehat.

Faktor gaya hidup sehat sangat penting dalam mengelola maupun menghindari PJK. Toni menuturkan, pasien PJK selain mendapat pengobatan juga mengalami modifikasi gaya hidup. Misalnya, olahraga teratur, makanan tidak mengandung lemak tinggi. Contohnya, konsumsi lemak daging tidak berlebihan.

Menurut Toni, mengonsumsi daging boleh-boleh saja asalkan disesuaikan dengan disesuaikan dengan jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh. Hal itu tentunya harus dibarengi dengan olahraga teratur. Sehingga terjadi pola hidup seimbang.

Baca Juga : Alasan Ilmiah Mengapa Mimpi Sulit Diingat

Namun meskipun faktor pengetahuan tentang pentingnya gaya hidup sehat sudah banyak diketahui, pencegahan terhadap PJK diakui banyak menemui kendala. Masalahnya, PJK juga sebagai penyakit yang pemicunya multifaktor. Beda dengan penyakit yang muncul akibat infeksi yang penyebabnya mudah diidentifikasi dan diatasi, misalnya memperbaiki sanitasi atau meningkatkan kebersihan.

“Kalau PJK penyebabnya multifaktor dan dalam promosi pencegahannya agak susah. Karena harus mengubah gaya hidup. Juga harus ada political will dari semua komponen pemerintah swasta masyarakatnya sendiri,” ungkapnya.

Mencegah kolesterol diperlukan perubahan pola makan dan gaya hidup. Namun dalam keseharian saat ini orang ke mana-mana memakai kendaraan, padahal jaraknya dekat. Mereka meninggalkan kebiasaan jalan kaki yang bisa membakar lemak tubuh.

Kemudian pola makannya, Toni melihat dewasa ini anak-anak sudah terbiasa mengonsumsi makanan fast food yang berlemak dan memiliki kandungan garam tinggi. Sehingga mereka cepat gemuk, lalu di usia 30 tahun mereka sudah kena darah tinggi atau diabetes.

Tag: kesehatan penyakit jantung