Meningkatnya Kematian Akibat Vape di Negeri Paman Sam
Menurut Lembaga Perlindungan Kesehatan Amerika Serikat (AS), data terbaru yang dirilis pada pekan lalu menyebutkan jumlah orang yang meninggal dunia akibat vape meningkat jadi 39 orang.
"Usia menengah pasien yang meninggal ialah 53 tahun dan berkisar dari 17 sampai 75 tahun," ujar lembaga tersebut.
Center for Disease Control and Prevention (CDC), mengumumkan bahwa jumlah kasus cedera paru-paru yang berkaitan dengan vaping telah melonjak jadi 2.051.
Kasus cedera paru-paru yang berkaitan dengan penggunaan produk e-cigarette atau vape dilaporkan muncul di semua 49 negara bagian, kecuali Alaska, District of Columbia, dan Virgin Islands AS.
Baca Juga: Rokok Elektrik Picu Wabah Penyakit Misterius di AS
Kebanyakan pasien melaporkan mereka menggunakan vaping THC. THC merupakan bahan penginduksi tinggi dalam ganja. Kendati demikian, para penyelidik belum secara resmi menentukan penyebab penyakit tersebut --yang mencakup gangguan pernafasan, nyeri dada, dan muntah.
CDC menyarankan masyarakat agar tidak menggunakan produk rokok elektrik atau vaping yang berisi THC, dan agar tidak memodifikasi produk yang dibeli melalui gerai eceran.
Wabah penyakit misterius gara-gara vape atau rokok elektronik terus menyebar di Amerika Serikat. Sebuah studi yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine menyimpulkan, penyakit ini kemungkinan besar disebabkan oleh asap kimia beracun yang dihasilkan dari vaping. Asap tersebut secara langsung disebut merusak paru-paru.
Temuan dari sampel irisan paru-paru pengguna vape mengungkapkan kemungkinan lemak atau minyak di paru-paru --dalam bahasa kedokteran disebut lipid-- akibat asap vape mengakibatkan penyakit ini. Meski begitu, temuan ini masih diperdebatkan.