Alasan Pneumonia Misterius di Wuhan Tak Perlu Dikhawatirkan
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan alasan pneumonia di Wuhan tidak lebih berbahaya karena memiliki case fatality rate (CFR) atau angka kematian yang disebabkan oleh penyakit itu cenderung kecil.
Hingga saat ini, penyakit pneumonia berat di Wuhan menyebabkan dua orang meninggal yang sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit liver kronis dan lanjut usia.
"Case fatality rate SARS di atas 50 persen, flu burung di Indonesia saat itu sampai 70 persen meninggal. Tapi di Wuhan baru satu yang meninggal," kata Ketua Pokja Bidang Infeksi Penyakit PDPI, Dr dr Erlina Burhan M.Sc Sp.P(K) dalam keterangannya pada wartawan di Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Oleh karena itu Erlina mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar tidak perlu panik menghadapi ancaman penyakit pneumonia baru ini, namun tetap waspada.
Pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan China dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya. Awalnya terdapat 27 kasus kemudian meningkat menjadi 59 kasus, dengan usia antara 12-59 tahun.
Terdapat laporan kematian pertama terkait kasus pneumonia ini pada pasien usia 61 tahun dengan penyakit penyerta yaitu penyakit liver kronis dan tumor abdomen atau perut. Dari 50 pasien lainnya yang sedang menjalani perawatan, dua pasien sudah dinyatakan boleh pulang dan tujuh pasien masih dalam kondisi yang serius.
Selain di Wuhan, beberapa Negara melaporkan kasus-kasus suspek dengan di Wuhan yaitu di Jepang, Singapura, Korea Selatan, Thailand dan Hongkong. Di Singapura dan Bangkok terdapat penerbangan langsung dari Wuhan.
Organisasi Kesehatan dunia (WHO) mengonfirmasi ada satu kasus di Thailand yaitu terdeteksi virus baru yang berasal dari kejadian luar biasa (KLB) di China. Kasus tersebut dari penduduk Wuhan China yang bepergian ke Thailand.