Generasi Milenial Yuk Berkontribusi di BUMN

Jakarta, era.id - Dunia kerja mulai tergantikan dengan banyaknya kelompok muda atau yang lebih dikenal sebagai generasi milenial. Guna mengakomodir hal tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bakal membuka 60-70 persen lapangan pekerjaan untuk generasi milenial.

Salah satu tokoh muda, yakni Arief Rosyid mendukung semangat Kementerian BUMN untuk mendorong generasi milenial dan perempuan menduduki jajaran pimpinan perusahaan pelat merah. Hal ini diapresiasinya sebagai terobosan positif dan sejalan dengan visi Indonesia Maju Presiden Joko Widodo.

"Postur demografi yang sebesar itu harus diberi kesempatan untuk mereka belajar. Hanya anak muda yang bisa membawa BUMN benar-benar bisa menjawab tantangan dan beradaptasi dengan kondisi saat ini," ujar Arief dalam keterangannya.

Tak hanya soal usia, Arief menjelaskan bahwa jika BUMN selalu dikuasai oleh generasi tua, bukan tidak mungkin BUMN yang dipimpin justru menjadi alat kepentingan untuk menguntungkan diri pribadi. Hal itu bisa dilihat dari persoalan-persoalan BUMN yang mencuat beberapa waktu terakhir.

Hal senada juga disampaikan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov. Ia mengatakan, anak muda saat ini berada dalam konteks yang selalu memiliki gebrakan untuk perbaikan. "Tapi, itu harus dibuktikan dan konsisten. Semangatnya kita dukung," katanya.

Abra tak memungkiri, bahwa jika kursi direksi BUMN terus diisi oleh generasi tua, akan ada kecenderungan konflik kepentingan. Apalagi jika mereka yang menduduki kursi partai politik maka akan berbahaya bagi perusahaan itu sendiri.

Ia pun menyarankan agar ke depan pemilihan direksi BUMN maupun komisaris bisa dilakukan secara transparan dan terbuka. Kementerian BUMN juga harus tahan terhadap berbagai kepentingan dan intervensi dari pihak luar yang bisa menganggu situasi internal setiap BUMN.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan keinginannya agar ada generasi milenial Indonesia yang menjadi pimpinan BUMN. Erick menilai, bahwa keberadaan milenial di tubuh pimpinan perusahaan pelat merah saat ini masih kurang.

"Kalau bisa ada milenial bisa jadi direksi BUMN. Minimal 10 persen direksi dari milenial," kata Erick dalam Indonesia Millenial Summit 2020 di Jakarta, Jumat (17/1).

Erick mendorong para milenial di Indonesia untuk terus aktif dan produktif serta mengambil setiap kesempatan yang ada untuk bisa memajukan Indonesia. Tak hanya itu, dirinya juga berharap porsi perempuan dalam kepemimpinan BUMN bisa terus ditambah, minimal 15 persen dari total direksi BUMN saat ini. Saat ini dalam satu perusahaan BUMN masih sangat minim kursi pimpinan diduduki oleh perempuan.

Erick pun berpesan kepada seluruh anak muda Indonesia yang telah mengenyam pendidikan tinggi untuk lebih berkontribusi bagi masyarakat. Tak hanya sekadar sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang kurang berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Di hadapan ratusan peserta anak muda, Erick mengungkapkan bahwa tengah fokus 'bersih-bersih' tubuh perusahaan BUMN. Hal itu agar BUMN memiliki good corporate governance (GCG) yang lebih baik sehingga memberi dampak sosial yang lebih besar bagi masyarakat.

"Kita akan berikan yang terbaik dengan tim yang saya bentuk. Kita siapkan fondasi BUMN yang kuat sehingga bukan hanya wacana," katanya.

Erick menegaskan, BUMN harus punya keseimbangan antara bisnis dan tanggung jawab sosial. Fokus Kementerian BUMN saat ini adalah melakukan pemetaan setiap BUMN sesuai lini bisnisnya untuk bisa menghasilkan profit besar tapi juga memberikan dampak sosial masyarakat.

Kolaborasi bisnis dengan menyesuaikan perkembangan era teknologi harus terus dilakukan oleh BUMN. Ia pun menekankan, bahwa saat ini BUMN juga harus meningkatkan kerja sama dengan perusahaan swasta untuk membangun Indonesia.

Tag: pertumbuhan ekonomi ekonomi kreatif bumn