China Uji Klinis Obat Virus Korona di Wuhan

Jakarta, era.id - Uji klinis obat eksperimental buatan perusahaan biotek Amerika Serikat, Gilead Sciences, Remdesivir mulai dilakukan di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Rabu (5/2) waktu setempat. 

Uji klinis dilakukan secara cepat setelah dalam uji laboratorium obat eksperimental itu sangat efektif melawan infeksi virus korona baru yang sedang mewabah di Wuhan. 

Uji coba Tahap ketiga telah disetujui oleh Administrasi Produk Medis China dan akan dilakukan oleh Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang bersama Akademi Ilmu Pengetahuan Medis China pada pasien di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan.

Ilustrasi (Pixabay)

Proyek ini akan diuji coba kepada 761 pasien dalam dua percobaan, satu percobaan untuk menilai potensi obat pada 308 kasus dengan infeksi ringan atau sedang, dan yang lainnya pada 453 pasien yang terinfeksi parah.

"Obat tersebut belum menunjukkan bukti klinis yang meyakinkan untuk pasien manusia. Oleh karena itu diperlukan uji klinis yang ketat untuk mengevaluasi efisiensinya," kata kepala uji klinis Cao Bin, seperti dikutip dari Chinadaily, Kamis (6/2/2020).

Remdesivir adalah sebuah 'nucleotide analogue prodrug' yang awalnya dikembangkan menjadi obat antiinfeksi virus Marburg dan Ebola dari keluarga virus filoviridae yang mewabah di Afrika pada 2014-2016. Meski belum tersertifikasi atau lolos uji sebagai obat, perawatan dengan remdesivir menunjukkan efektivitas melawan jenis virus korona seperti SARS dan MERS.

Remdisivir dan obat malaria chloroquine muncul sebagai dua yang paling efektif di antara lima antivirus yang diuji Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS secara in vitro (diuji ke sel mengandung virus korona baru dan juga pada tikus dan hewan nonprimata di laboratorium).

 

Tag: korona