Hindari DBD dengan Operasi Kebersihan
Dokter Spesialis Anak dari RS Advent Bandung, Dr Anggraini Alam, dr Sp A(K), bilang musim hujan yang disertai panas memang sangat disenangi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus si pembawa virus DBD.
“Nyamuk menetas menjadi dewasa jadi lebih banyak kalau di musim panas dan hujan,” kata Dr Anggraini, Rabu (4/3).
Jika hujan lebat, telur bisa hanyut terbuang. Tapi jika musim panas, telur nyamuk juga bisa mati. Yang rawan justru di saat hujan yang disertai panas di mana ada kesempatan bagi nyamuk menetaskan telur dan berkembang biak dengan cepat.
Faktor lain yang membuat orang lebih rentan digigit nyamuk di musim hujan ini ialah berkurangnya mobilitas seseorang. Orang akan lebih sering menetap di suatu tempat. Di saat yang sama nyamuk akan lebih mudah melakukan gigitan.
Namun Dr Anggraini menegaskan, mengantisipasi penyakit DBD sebenarnya mudah dilakukan. Untuk diketahui, umur nyamuk dewasa ialah 7 hari, dalam masa itu, nyamuk bisa menggigit maupun bertelur. Cara mudah mengantisipasi nyamuk DBD ialah dengan rutin melakukan pembersihan seminggu sekali.
Operasi kebersihan sebenarnya sudah menjadi bagian dari budaya gotong royong di Indonesia. Dalam operasi ini, dibersihkan tempat-tempat yang memungkinkan bagi nyamuk bersarang atau bertelur seperti seperti sampah plastik, kaleng bekas, talang rumah, saluran air, bak kamar mandi, semak-semak dan lain-lain.
Dengan operasi kebersihan, nyamuk dewasa yang usianya hanya 7 hati itu tidak akan sempat berkembang biak.
“Kalau seminggu sekali dilakukan nyamuk dewasa yang hidupnya cuma 7 hari itu bisa hilang,” katanya.
Karena itulah Anggraini mengingatkan agar terus melestarikan budaya gotong royong khususnya dalam menjaga kebersihan. Menurutnya, operasi kebersihan lebih efektif dari fogging.
Fogging hanya membuat nyamuk kabur sementara. Sedangkan daya jelajah nyamuk bisa sampai 100 meter persegi. Sehingga sangat dimungkinkan di saat pengasapan nyamuk akan mencari tempat lain yang tidak terkena asap.