Kontaminasi Virus di Gerbong KRL Sangat Memungkinkan

Jakarta, era.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pemaparan soal risiko kontaminasi COVID-19 via transportasi terutama di Kereta Rel Listrik (KRL) sebagai langkah mitigasi risiko.

Sebelumnya, beredar foto berupa pemaparan oleh Gubernur DKI Jakarta tentang risiko COVID-19. Dalam foto yang beredar, sebuah slide yang di bagian atasnya tertulis "Waspada risiko COVID-19 via transportasi publik", di sebuah rapat yang diduga rapat pengarahan Gubernur DKI Jakarta mengenai antisipasi penyebaran COVID-19 pada Rabu pagi. Slide tersebut menyebutkan risiko kontaminasi salah satunya berada di gerbong KRL ruter Bogor-Depok-Jakarta Kota.

"Jadi rapat ada pembahasan lebih dari 20 slide, intinya tadi dikumpulkan Kepala OPD dan pimpinan BUMD untuk menyampaikan semua potensi risiko sehingga jajaran bisa mengambil langkah-langkah mitigasi," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu kemarin.

Menurutnya, apa yang disampaikan dalam rapat tersebut bukanlah saat ada kasus. Namun ketika saat ini ada potensi risiko berbagai aspek, termasuk transportasi.

"Jadi ini tujuannya untuk internal supaya bisa bersiap dan bisa melakukan langkah-langkah mitigasi," kata Anies.

Foto slide tersebut, kata Anies, berdasarkan data sebaran orang-orang dalam pemantauan (ODP), data pasien dalam pengawasan (PDP), yang kemudian dibuat petanya dengan tujuan agar Pemprov DKI Jakarta bisa melakukan langkah-langkah mitigasi.

"Jadi foto KRL itu salah satu hal yang harus disiapkan oleh Dinas Perhubungan. Dan Dinas Perhubungan juga langsung komunikasi dengan jajaran di seluruh operator bukan hanya KRL, tapi MRT, Transjakarta dan moda lainnya juga," kata AMantan Mendikbud itu.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah terkait COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan bisa saja hal itu terjadi karena penumpang KRL sangat berdesakan sehingga memungkinkan virus menyebar.

"Sangat memungkinkan, kan ini kan ada kontak dekat, kereta ini kan penuh orang, jadi rawan terjadi penularan karena penyakit ini yang bawa orang bukan kereta. Kenapa? karena padat, berdesak-desakan, sehingga kontak dekat sangat mungkin terjadi," ujar Yuri saat dihubungi, Kamis (12/3/2020).

Namun, Kemenkes menegaskan, penularan bukan terjadi karena gerbong keretanya, tetapi lebih kepada kontak antarmanusia yang terjadi sehingga memunginkan kontaminasi berbagai bakteri dan virus 

"Jadi bukan keretanya yang terkontaminasi tetapi dengan risiko berdesakan rawan terjadi penularan," ujarnya.

 

Tag: krl