Jangan Takut Hamil atau Melahirkan di Tengah Wabah COVID-19
Para ahli kesehatan, seperti dilansir Medical Daily dan Science Alert mengatakan COVID-19 memiliki sedikit atau bahkan tidak berpengaruh pada wanita hamil dan bayi mereka. Hal ini juga diakui pejabat kesehatan di Inggris.
Faktanya, tidak ada negara yang melaporkan wanita hamil meninggal karena infeksi COVID-19. Bahkan, jika seorang wanita terkena COVID-19 selama kehamilan, penyelidikan awal menunjukkan bayinya tidak akan terinfeksi, menurut pihak Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG), Royal College of Midwives and Royal College of Paediatrics dan Child Health (RCPCH).
Sebuah laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, hanya 8 persen wanita hamil yang tertular COVID-19 di China mengalami gejala parah dan satu persen menderita sakit kritis. Mayoritas pasien hanya muncul dengan gejala ringan atau sedang.
Penelitian lain di China memperlihatkan, virus novel corona tidak berpindah dari ibu ke bayi saat dalam kandungan. Semua sampel cairan ketuban, darah tali pusat, dan ASI dari ibu hamil dengan COVID-19 dites dan hasilnya negatif korona baru
Pejabat kesehatan di Inggris mencatat tidak ada data COVID-19 bisa meningkatkan risiko keguguran. Studi yang meneliti SARS dan MERS, yang juga terkait dengan coronavirus tidak menunjukkan hubungan yang meyakinkan antara masalah kehamilan dan kedua penyakit itu.
Para wanita dapat terus menyusui dan tetap dekat dengan bayi mereka yang baru lahir di tengah pandemik COVID-19.
“Berdasarkan bukti saat ini, kami tidak percaya bayi yang lahir dari wanita yang dites positif korona harus dipisahkan,” kata Russell Viner, presiden RCPCH.
Namun, para wanita hamil dengan penyakit penyerta seperti diabetes, lupus, harus berkonsultasi dengan dokter berisiko mengalami masalah kesehatan yang lebih tinggi.