Kabar Baik, Indonesia Selangkah Lagi Bisa Tes PCR Massal
Diharapkan dengan penambahan alat pemeriksa spesimen COVID-19 itu, nantinya pemerintah bisa makin gencar melakukan tes massal karena akan memangkas waktu antrean pemeriksaan spesimen dan jumlah spesimen yang dikumpulkan akan makin banyak.
"Sekitar tiga minggu lalu, kita sudah berhasil membeli alat dari Swiss Roche sudah datang ke Indonesia. Detailnya adalah ada dua buah Manufacture RNA ini adalah automatic RNA untuk extractor, biasanya di Indonesia ada yang manual dan matic juga," kata Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara Arya Mahendra Sinulingga. dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Arya mengatakan kedua alat itu memiliki kemampuan berbeda. RNA Extractor bisa digunakan untuk memeriksa 1.000 spesimen RNA per hari sedangkan Detector PCR bisa digunakan untuk 500 pemeriksaan spesimen per hari.
Setelah semua peralatan itu dipasang, ia mengatakan, dalam satu hari akan bisa dilakukan 9.000 hingga 10.000 pemeriksaan spesimen pasien COVID-19.
"Sehingga ini bisa mengejar orang yang bisa dites, dengan alat PCR kepastian bahwa orang itu terkena korona atau tidak," katanya.
"Ini langkah cepat supaya bisa mengantisipasi kondisi korona yang ada di Indonesia. Semua negara berebutan karena hampir seluruh dunia terkena korona," kata dia.
"Kalau alat ini sudah terinstal semua bisa tercapai 8.000 hingga 10.000 tes per hari. Jadi, dalam sebulan kita bisa tes 300.000 orang," ujar Arya.
Dengan kapasitas tes bisa mencapai 10.000 per hari, menurut Arya, akan semakin cepat pula pemerintah mendata jumlah orang yang terinfeksi virus korona, sehingga bisa dilakukan langkah pencegahan penularan.
Apalagi, lanjut Arya, alat tes laboratorium PCR ini mempunyai tingkat presisi yang lebih akurat ketimbang tes cepat atau rapid test.
Alat tes PCR tersebut nantinya akan didistribusikan ke beberapa provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimatan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Untuk di DKI Jakarta, setidaknya alat tes lab PCR itu bisa digunakan dalam dua pekan ke depan.
Pemeriksaan menggunakan teknik reaksi rantai polimerase (PCR) merupakan salah satu tes untuk mendeteksi virus korona. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pengumpulan usap (swab) dari saluran pernapasan atas, yakni bagian hidung, mulut dan tenggorokan.
Hingga Rabu (8/4/2020) pemerintah telah memeriksa 14.353 spesimen lewat pemeriksaan PCR. Hasilnya 80,9 persen spesimen dinyatakan negatif.