Kritik Pedas para Selebritas untuk Presiden AS
"Berhenti menanyakan saya tentang album itu ketika saya sedang mencoba menyelamatkan dunia, tak seperti presiden kalian," kata Rihanna, dikutip dari NME.
Sindiran halus sekaligus menusuk ini dilontarkan secara khusus untuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Di mana Trump dianggap tidak tegas dalam menangani kasus virus korona, SARS-COV-2. Bahkan meremehkan dan menyandingkan virus ini dengan bakteri biasa.
Trump juga diketahui kerap kali blunder di tengah pandemi COVID-19. Salah satunya pernyataan dia yang menyebut, "Ketika cuaca semakin hangat, virus (COVID-19) secara ajaib akan hilang. Penulis AC Grayling bahkan tanpa ragu menyebut Trump "Idiot yang berbahaya".
Penyanyi bernama asli Robyn Rihanna Fenty ini memang sedang gencar-gencarnya membantu para tenaga medis memerangi COVID-19. RiRi tercatat telah mengucurkan dana sebesar 5 juta dolar AS kepada lembaga penanganan COVID-19. Selain itu, dia juga menyumbang ventilator ke negara kelahirannya, Barbados senilai 700 ribu dolar AS.
Baca Juga : Kisah Cinta Pasangan Dokter di Australia, Batal Nikah Demi Tugas
Tak berhenti sampai di situ, dia juga tercatat menyumbang APD di New York dan memberikan lebih dari 2 juta dolar AS untuk para korban KDRT yang terkena dampak krisis.
Selain Rihanna, penyanyi Pink sebelumnya juga turut menyuarakan kritik kepada Gedung Putih. Menurutnya, pemerintah sangat lambat dan menghalangi rakyat kecil untuk melakukan tes di rumah sakit. Atas kejadian itu, pelantun "Give Me a Reason" ini menulis pesan lewat Instagram pribadinya. Di mana dia dan anaknya juga dinyatakan sembuh dari COVID-19.
"Ini merupakan kegagalan pemerintah tidak membuat pengujian media yang lebih mudah diakses. Penyakit ini serius dan nyata. Semua orang harus tahu penyakit ini bisa kena orang tua, anak-anak, yang sehat dan sakit, orang kaya serta miskin," tulis Pink dalam keterangan foto.
Gerakan lamban pemerintah Amerika Serikat ini juga berdampak pada melonjaknya angka kasus baru dan kematian akibat virus korona. Angka kematian pasien COVID-19 di AS mencapai angka 20.223 kasus per Sabtu (11/4). Menurut catatan situs penyedia data pandemi virus korona worldometers.info, kasus itu jadi yang tertinggi di dunia.
Angka yang tinggi itu mungkin saja bisa menjadi salah satu pertanda bahwa pandemi ini akan segera mencapai puncaknya, mengingat kasus kematian per hari di AS sempat mencapai hampir 2.000 kasus selama empat hari berturut-turut.