Kartu Prakerja 'Plus' di Masa Pendemi
'Kartu sakti' itu diluncurkan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan (reskilling) para pekerja sesuai visi Presiden RI Joko Widodo agar tahun 2045 Indonesia menjadi negara maju.
"Dan maju itu ditentukan oleh SDM-nya, dan itu angkatan kerja yang produktif dan punya daya saing. Jadi Prakerja bukan program yang didesain pada masa pandemi," ujar Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari di Kantor BNPB, Selasa (28/4/2020).
Denni mengatakan, program Kartu Prakerja dirancang untuk menambah daya saing sumber daya manusia. Namun, karena di masa pandemi maka Kartu Prakerja 'plus' dengan bantuan semibansos.
Karenanya, pemerintah memberikan insentif Rp600.000 selama empat bulan kepada peserta Kartu Prakerja yang dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pokok setelah peserta lulus pelatihan pertama.
"Program kartu prakerja yang desain awal purely untuk kompetensi daya saing, sekarang ada satu misi yaitu untuk mendukung daya beli. Karena itu disebut mini Bansos," katanya.
Dia juga bilang, kartu prakerja bukan didesain untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah masa pandemi. Tapi, pemerintah yakin akan ada konsekuensinya meski banyak faktor jika bicara pertumbuhan ekonomi.
"Desainnya (prakerja) bukan untuk itu dan kita harus lihat secara objektif kalau pertumbuhan ekonomi itu dipengaruhi oleh banyak hal dan kemudian kalau kita bicara program kartu prakerja dengan anggaran Rp20 triliun itu barang kali sedikit negligible dibanding dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedemikian besar," kata dia.
Pemerintah juga bakal mengevaluasi penerima program pada gelombang berikutnya agar lebih tepat sasaran. "Kita utamakan berikan kesempatan bagi yang lebih terdampak incomenya karena COVID-19. Kedua, tidak usah khawatir, kalau tidak mendapat di gelombang satu atau dua itu masih bisa joint di gelombang selanjutnya sampai 30 gelombang," ucapnya.