Alasan Youtuber Konten Prank Sampah: Bulan Ramadan Waria Enggak Boleh
Permintaan maaf tersebut ditujukan kepada rakyat Indonesia dan kepada korban transgender yang telah dirugikan atas perbuatan. Mata Ferdian nampak berkaca-kaca saat menyampaikan permohonan maaf tersebut.
"Saya minta maaf untuk seluruh rakyat Indonesia, terutama rakyat Kota Bandung dan Transpuan yang telah saya prank dengan ngasih sembako isi sampah, saya sangat menyesal atas kelakuan saya, semoga saya dimaafkan," kata Ferdian.
Dia menyangkal ide pembuatan video tersebut berasal dari seorang rekannya yang berinisial A. Menurutnya ide pembuatan video tersebut dicetuskan secara bersama-sama.
"Awal mula buat konten hanya untuk hiburan saja, tidak ada maksud lain selain itu," kata dia.
Ferdian juga mengungkapkan alasannya membuat prank memberi bantuan berisi sampah. "Karena menurut saya di bulan Ramadan ini waria enggak boleh," ucap Ferdian.
Dia mengaku bersembunyi ke Palembang karena takut akan hukuman yang menantinya. Namun ia tidak menyebutkan motif rencananya untuk kembali ke Kota Bandung.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa ia tidak menggunakan media sosial sejak Minggu (3/5). Sehingga ia memastikan bahwa yang konten lainnya beredar di media sosial saat dirinya dicari oleh polisi adalah hoaks.
"Bukan, saya tidak megang social media sama sekali," kata dia.
Sebelumnya, Ferdian cs membuat konten video pembagian dus berisi sampah ke waria dan bocah di Kota Bandung, Jumat (1/5). Video yang sempat tayang di YouTube itu berjudul 'PRANK KASIH MAKANAN KE BANCI CBL'.
Barang Bukti (Dok. Polrestabes Bandung)
Sementara itu, polisi mengatakan Ferdian sempat kabur ke Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan selama tiga hari untuk bersembunyi.
Penyidik mengorek keterangan terhadap rekannya yang lebih dulu ditangkap, termasuk menggali informasi dari orang tua Ferdian. "Dari situ kita kembangkan dan koordinasi dengan Polda Jabar untuk melakukan penangkapan. Tadi pagi (Jumat dini hari) kita tanggkap dua pelaku dan sekarang sedang diperiksa dan diproses," terang Kapolrestabes Bandung Kombes Pol. Ulung Sampurna Jaya.
Pengejaran terus dilakukan begitu diketahui Ferdian melarikan diri. Penyidik membuntuti mobil Ferdian sampai ke Cileungsi, Bogor. Namun ketika diperiksa, mobil tersebut berisi orang tua Ferdian.
Penyidik menduga ada peran orang tua di balik pelarian Ferdian. Dari hasil penggalian informasi polisi terhadap orang tua Ferdian, penyidik menyimpulkan ada koordinasi antara orang tua dan Ferdian sampai akhirnya polisi menghentikan pelarian sang YouTuber di Jalan Tol Tangerang-Merak, Banten.
Saat itu, Ferdian baru pulang dari Sumatera untuk menghindari kejaran polisi. Ulung bilang, penyidik akan terus mendalami kasus ini, termasuk mengetahui peran orang tua dalam menyembunyikan dan pelarian anaknya.
"Kita terus dalami apakah orang tua terlibat ingin menyembunyikan anak-anak tersebut," kata Ulung.
Selain itu, polisi melihat tidak ada itikad baik dari tersangka yang dibuktikan dengan melarikan diri. Selama melarikan diri, para tersangka berusaha mengecoh pengejaran polisi dengan mengubah penampilan mereka, antara lain memotong dan mengecat rambut. "Intinya mereka tak kooperatif. Mereka lari, rambut dicat semua," kata Ulung.
Mengenai motif Ferdian dan kawan-kawan yang bikin video prank terhadap waria, Ulung menyebut bahwa mereka ingin meraih keuntungan dengan mendapatkan followers di akun Youtube mereka. Sementara ide bikin video berawal dari perbincangan iseng tentang bagaimana bisa menaikan followers Youtubenya. Sehingga lahirlah ide bansos berisi sampah.
Ferdian terjerat Pasal 45 Ayat 3 UU ITE tentang penghinaan atau pencemaran nama baik melalui informasi elektronik. Selain itu polisi juga menerapkan dua pasal tambahan atas kasus tersebut, yakni Pasal 36 dan Pasal 51 Ayat 2 UU ITE Nomor 11 Tahun 2008, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara dan denda maksimal Rp12 miliar.