Bulan Madu Ke Meksiko, Pengantin Baru ini Malah Terjebak di Maladewa?

Jakarta, era.id - Pasangan pengantin baru berdomisili Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) berangkat ke Cancun, Meksiko karena merasa tempat itu tidak ada pandemi COVID-19. Namun, justru kedua pasangan ini memiliki pengalaman bulan madu yang tak akan bisa mereka lupakan sampai kapan pun.

Khaled (36) dan Peri (35) sangat berhati-hati dan menghindari tempat keramaian. Mereka tidak pernah mengharapkan adanya kegagalan di perjalanan yang bisa memengaruhi rencana bulan madu. 

Sayangnya, rencananya menikmati romansa cinta di Meksiko harus berujung kebingungan. Seperti kita tahu, negara itu menutup akses penerbangan internasional. Sehingga, sejoli ini tak bisa kembali ke Dubai usai berbulan madu di kawasan Amerika Selatan.

Tentu ini di luar prediksi mereka, sehingga Khaled dan Peri mencari akal supaya bisa bertahan dengan layak di luar negeri sebelum nantinya bisa pulang kembali ke negeri asalnya.

Dikutip dari BBC pada Minggu (24/5/2020), kisah ini berawal saat kedua sejoli ini merajut kasih selama 8 tahun itu menggelar acara pernikahan di Kairo, Mesir yang berlangsung 6 Maret 2020. Sebenarnya, keduanya merupakan warga negara Mesir hanya saja tinggal di Dubai.

Khaled dan Peri saat berada di Mesir (Foto: BBC)

Beberapa hari kemudian, Khaled dan Peri pergi bulan madu ke Cancun, Meksiko. Mereka tidak memiliki rasa khawatir akibat pandemi COVID-19, sebab dinilai terlalu jauh dan belum menyebar keseluruhan secara global.

Kedua sejoli ini tidak berpikir adanya larangan perjalanan yang menyebabkan gangguan rencana indah. Mereka hanya menghindari tempat keramaian supaya tidak terinfeksi COVID-19.

Khaled kecewa saat penerbangan ditunda (Foto:BBC)

Saat bulan madu berakhir, keduanya terbang kembali ke UEA melalui Turki pada 19 Maret 2020, negara tersebut menerapkan pembatasan besar-besaran.

"Saat kami ada di pesawat, kami mengakses internet dan mulai menerima banyak pesan dari orang-orang 'Apa kalian bisa kembali ke Dubai? Ada aturan baru, mereka melarang kedatangan ekspatriat', " ujar Peri.

Sudah terlanjur memulai perjalanan udara, mereka berpikir akan tetap diizinkan untuk masuk ke Dubai. Namun, setibanya di Istanbul untuk mencoba mengakses pesawat berikutnya yang akan membawanya ke Dubai, mereka mendapati kenyataan pesawat tidak bisa terbang. 

Peraturan baru tersebut baru diberlakukan ketika mereka terbang dari Meksiko. Hingga akhirnya, mereka terdampar di bandara sampai dua hari, sebab aturan di Turki warga asing tak boleh meninggalkan bandara ketika memasuki kota tanpa izin atau dokumen penyerta. Mereka berusaha membeli peralatan mandi dan baju, karena tak diizinkan mengambil koper. Dipastikan tak bisa terbang ke UEA, Khaled dan Peri membuat perencanaan baru.

"Kami memutuskan untuk membuka Google dan mengecek negara mana saja yang bisa dimasuki warga Mesir tanpa visa, kemudian kami juga mengecek apakah tersedia penerbangan ke sana," kisah Peri.

Saat mereka telusuri, ternyata ada satu negara yang bisa disinggahi, yakni Maladewa. Padahal, sebelumnya mereka sempat mempertimbangkan untuk memilih apakah Maladewa atau Meksiko yang menjadi tujuan bulan madu mereka.

Perjalanan ke sana, mereka tak berharap ke pantai atau melakukan penyelaman. Dengan bersemangat, Khaled dan Peri berharap mendapatkan tempat sementara untuk disinggahi sementara.

"Kami menatap satu sama lain dan merasa sangat senang, setidaknya kami tidur di kasur dan tidak lagi di kursi bandara," ujar Peri senang. 

"Kami bahagia bisa menjumpai barang-barang kami lagi," tambah Khaled.

Setelah berhasil ke sana dan menemukan tempat tinggal, Khaled bekerja sebagai teknisi telekomunikasi dan Peri bekerja di media. Tapi, mereka tak membawa alat mendukung kerja, seperti laptop atau perangkat lainnya.

"Kami sadar, ada masalah finansial besar saat bekerja. Kami tidak akan bisa menyelesaikannya dengan baik, sebab tidak membawa serta laptop kami. Ketika kamu pergi berbulan madu, kamu tidak berpikir akan bekerja, kan?" ujar Peri.

Kedua sejoli ini selalu mencoba tetap bisa terhubung dengan pekerjaan melalui bantuan WiFi. Saat tiba di resor, mereka menyadari posisinya di antara sejumlah tamu yang semuanya sedang menunggu penerbangan kembali ke negaranya. 

Khaled bersama pihak berwenang dan staf resor (Foto: BBC)

Ketika semua telah pergi, resor pun juga akan ditutup. Mereka berpikir pasti akan dioper ke pulau lain, di mana akan terjadi hal yang serupa. Khaled dan Peri sudah melewati akhir bulan Maret silam di fasilitas isolasi khusus yang dibangun oleh pemerintah Maladewa di resor Pulau Olhuveli.

Tak lupa, Khaled dan Peri mengucapkan terimakasih kepada pihak berwenang dan staf resor yang sudah memotong tarif penginapan.

Tag: wisata jalan-jalan covid-19