Imunomodulator Herbal Penangkal COVID-19 Ciptaan LIPI
"Obat herbal ini sifatnya mengobati dan meningkatkan sistem imunitas tubuh untuk melawan infeksi virus. Namun tidak berlaku untuk pasien kronis yang membutuhkan ventilator," jelas Koordinator Penelitian Drug Discovery and Development pada Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Masteria Yunolvisa Putra, Rabu (27/5/2020).
Saat ini LIPI dan Ristek-BRIN berkolaborasi dengan 10 institusi untuk melakukan uji klinis yang akan dilaksanakan pada bulan Juni di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta kepada 90 pasien virus korona baru.
Ada dua produk yang akan di uji klinis, yaitu cordyceps militaris (jamur cordyceps) dan kombinasi herbal (rimpang jahe merah dan herbal lain). Kombinasi herbal ini sudah diformulasikan. Ada prototipe dan datanya serta memiliki izin edar dari BPOM. Konsumsi herbal akan dilakukan selama 14 hari.
"Diharapkan pada bulan Juli analisis dan hasil sementara dari uji klinis sudah terlihat. Semoga di bulan Agustus didapatkan laporan akhir," tambah Masteria.
Kepala LIPI, L.T. Handoko menjelaskan eksplorasi, konservasi dan pemanfaatan bahan-bahan alami dalam bentuk herbal telah sejak lama dilakukan LIPI. "Kini melalui riset herbal, jahe merah, meniran, cordyceps, sambiloto, daun sembung dan beberapa herbal lainnya difokuskan untuk diekstrasi guna menghasilkan senyawa aktif sebagai immunomodulator COVID-19," sambungnya.
Seperti diketahui, Immunomodulator berperan mengaktivasi berbagai elemen dan mekanisme berbeda pada sistem imun dalam melawan virus atau bakteri di dalam tubuh secara alami.
Sementara itu, Sekretaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Erlang Samodro bilang, selain Indonesia, China juga sedang mengembangkan obat tradisional bagi pasien COVID-19. "Kerja sama uji klinis herbal ini akan difokuskan di RSD Wiswa Atlet”, ungkap Erlang.
Dokter spesialis paru ini juga mengungkapkan, sampai dengan saat ini vaksin COVID-19 belum ditemukan, namun Indonesia masuk dalam daftar pengujian vaksin COVID-19 oleh WHO. "Indonesia masuk dalam solidarity clinical trial, meliputi pengujian obat-obatan termasuk vaksin di bawah Balitbang Kementerian Kesehatan," imbuh Erlang.
Diharapkan ke depan obat herbal ini tidak hanya untuk mengobati, namun dapat sebagai pencegahan untuk ODP dan PDP yang terindikasi COVID-19.