Kronologi Tewasnya George Floyd di Tangan Polisi Minnesota

Jakarta, era.id - Seorang warga Minneapolis, Amerika Serikat, George Floyd, tewas kehabisan napas ketika personel Kepolisian Minneapolis mendudukinya di aspal agar tidak kabur. 

Sebelum meninggal, Floyd sempat berteriak dan berontak karena dirinya tidak bisa bernapas. Namun, personel Kepolisian Minneapolis tetap mendudukinya di bagian leher hingga Floyd kehabisan napas.

Empat personel kepolisian Minneapolis berada di lokasi kejadian ketika Floyd kesulitan bernafas. Namun, tidak ada satupun yang menolongnya. 

Peristiwa tewasnya Floyd terjadi pada hari Senin lalu. Saat itu, empat personil Kepolisian Minneapolis mendatanginya atas dugaan Floyd telah melakukan tindak pidana penipuan dan pemalsuan.

Berdasarkan keterangan dari Kepolisian Minneapolis, Floyd menolak dimintai keterangan dan melawan petugas, bahkan menyerang petugas. Tidak mau Floyd kabur, satu dari empat aparat yang berusaha melumpuhkannya dan mendudukinya di bagian leher.

Floyd, yang lehernya diduduki, lanjut berontak. Kali ini disertai teriakan ia tidak bernafas. "Aku tidak bisa bernafas. Ku mohon, singkirkan kakimu di leherku," teriak Floyd.

Kepolisian malah memintanya untuk tidak melawan sembari memasangkan borgol ke kedua pergelangan tangannya.

Dalam waktu singkat, napasnya kian berat. Floyd mulai kehabisan napas. Dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya, Floyd memohon kepada personel Kepolisian Minneapolis yang mendudukinya untuk menyingkirkan dengkulnya dari leher.

"Perutku sakit, leherku sakit. Ampun, kumohon, aku tidak bisa bernafas," sambung Floyd.

Ketika personil Kepolisian Minneapolis menyadari bahwa Floyd benar-benar kesakitan, ia sudah menghembuskan nafas terakhirnya.

"Mereka mengakui bahwa Floyd kesakitan ketika dilumpuhkan," ujar keterangan Kepolisian Minneapolis. 

Warga sekitar, berdasarkan kesaksian mereka, juga sempat mencoba memberi tahu personil Kepolisian Minneapolis bahwa Floyd kesakitan.

George Floyd (Aljazeera)

Kepolisian dan Pemerintah Minneapolis telah memecatnya keempatnya. "Keempat polisi tersebut sudah dibebastugaskan dan itu yang terbaik untuk kota ini," ujar Wali Kota Minnesota, Jacob Frey, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Kamis (28/5/2020).

Insiden meninggalnya George Floyd berbuntut panjang. Ribuan warga Amerika keturunan Afrika turun ke jalan, Rabu (27/5). Tewasnya Floyd juga mengundang reaksi keras dari para pesohor keturunan Afrika.

Mereka mengutuk sikap petugas kepolisian, yang kini telah dipecat, karena dianggap sebagai bentuk diskriminasi terhadap warga kulit hitam.

Aksi demonstrasi di salah satu jalan di Minneapolis itu berujung rusuh. Warga dan petugas kepolisian yang mengamankan kegiatan itu saling serang.

Bintang basket LeBron James mengutarakan rasa keprihatinannya melalui akun Instagram miliknya. Dalam unggahannya, ia merujuk pada Colin Kaepernick, mantan gelandang NFL yang dikenal karena berlutut saat dinyanyikan lagu kebangsaan Amerika Serikat sebagai bentuk protes ketidakadilan rasial.

 

 

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

 

 

 

 

 

 

STILL!!!! ????????????

A post shared by LeBron James (@kingjames) on

Unggahan James juga menampilkan foto petugas kepolisian yang menekan leher George Floyd menggunakan lututnya, bersama foto Kaepernick yang sedang berlutut.

Dalam kutipannya ia menulis: "Ini adalah alasannya. Apakah sekarang kalian paham? Ataukah masih semu bagi kalian??" tulis James yang diikuti dengan tagar #StayWoke.

 

Tag: memukau amerika serikat