Point Nemo, Tempat Paling Terpencil di Bumi yang Sulit Dijamah Manusia
Dikutip dari BBC pada Minggu (31/5/2020), Point Nemo bukan sebuah kepulauan, melainkan nama lautan di Samudera Pasifik bagian selatan yang sulit dijangkau. Maka dari itu Point Nemo dijuluki 'The Oceanic Pole of Inaccessibility' atau titik di laut yang paling jauh dari daratan.
Point Nemo pertama kali ditemukan pada 1992 oleh seorang ilmuwan bernama Hrvoje Lukatela. Ia menggunakan komputer geospasial, sembari membayangkan bumi dari tiga dimensi dengan titik lautan paling terpencil berjarak sama dari tiga garis pantai yang berbeda tersebut.
Point Nemo ditemukan di sebuah titik yang terletak lebih dari 2.700 kilometer dari tiga garis pantai yang berbeda. Pantai-pantai itu adalah Pulau Ducia bagian dari Kepulauan Pitcairn (utara), Pulau Motu Nui di Kepulauan Paskah (timur laut), dan Pulau Maher di Antartika (selatan).
Nama Point Nemo diambil dari kisah fiksi Captain Nemo karya Jules Verne. Dalam bahasa latin, Nemo dianggap sebagai 'no one', sebab lokasinya susah dikunjungi seseorang. Sebab, tanpa ada daratan, tentunya tak ada manusia yang tinggal di sana, termasuk biota laut.
Saking terpencilnya, dipercaya manusia di dekat Point Nemo dihuni oleh para astronot yang berada di International Space Station (ISS). Dugaan tersebut muncul lantaran astronot di ISS berada di ketinggian 285 mil dari Bumi, jauh lebih dekat dari jarak 1.000 mil yang ada di daratan.
Point Nemo berada di dua benua di timur dan barat, yakni arus samudera dari kawasan khatulistiwa di utara dan arus laut dari Antartika di Selatan. Arus tersebut menghalangi air yang lebih dingin untuk dimasuki.
Jadi, nutrisi laut menjadi sangat sedikit. Belum lagi, lokasi jauh dari daratan menjadikan tempat ini tidak ada angin yang membawa bahan organik berembus ke sana.
Ahli kelautan Steven D'Hondt dari University of Rhode Island di AS mengatakan Point Nemo adalah tempat arus samudera yang berputar.
"Benar-benar indah. Karena mengandung sedikit partikel dan bahan hidup yang sangat sedikit," kata D'Hondt.
View this post on InstagramSebelumnya, para ilmuwan pernah mendengar suara 'bloop' keras dari dalam laut sekitar Point Nemo yang sampai sekarang masih misteri.
Bahkan, kejadian tersebut terekam oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Suara tersebut direkam menggunakan hydrophones khusus yang pernah digunakan tentara AS untuk mendeteksi kapal selam berjarak 5.000 km.
Suara 'bloop' terdengar seperti suara gelembung air yang pecah di atas permukaan. Banyak peneliti berpendapat suara bersumber dari makhluk hidup.
Namun, tak sedikit pula yang berpendapat bahwa suara itu berasal dari aktivitas di dalam Bumi, seperti gempa bawah laut atau gunung api di dasar laut. Hingga saat ini, Point Nemo menjadi tempat penuh misteri dan paling sunyi di Bumi.
Kini, Point Nemo dijadikan tempat sampah limbah antariksa atau makam bagi satelit dan pesawat ulang-alik tak berawak.
Satelit dan pesawat tak berawak yang kembali ke Bumi memang tidak sepenuhnya hancur terbakar di atmosfer. Demi keselamatan bersama, sisa-sisa sampah antariksa dibuang ke Point Nemo.
Sudah ada 300 wahana antariksa dari berbagai dunia yang dibuang di Point Nemo. Bahkan, laboratorium ruang angkasa milik Rusia, bernama mir dengan bobot 120 ton pernah dibuang ke sana pada 2001 yang lalu.
"Wahana antariksa tidak semuanya hancur terbakar di atmosfer. Sebab, kebanyakan berupa tangki bahan bakar terbungkus serat karbon kompleks yang tahan dari suhu tinggi," kata pengamat luar angkasa Alice Gorman, dari Flinders University di Adelaide, Australia.
Banyak pihak yang tak setuju membuang sampah-sampah di Point Nemo, karena laut bisa tercemar. Badan-badan antariksa di berbagai negara sedang mencari akal dan teknologi terbaru supaya benda-benda antariksa tidak dibuang ke Bumi.