Millenials, Generasi Kekinian yang Telat Ideologi
Hal tersebut disampaikan Muhammad Faisal, peneliti sekaligus pendiri Youthlab Research, sebuah lembaga penelitian anak muda Indonesia. Faisal menyampaikan, generasi saat ini merupakan generasi transisi, di mana nantinya generasi yang menggantikan bakal sarat ideologi seperti generasi di era kemerdekaan.
“Kalau di generasi X kan ada yang nyuapin ideologi karena mereka besar di masa Orde Baru. Sementara generasi Y atau millenials ini nggak ada yang nyuapin ideologi, sehingga late bloomer, telat dewasa, telat ideologis. Sebaliknya, generasi selanjutnya, sekitar tahun 2030 atau bisa dipercepat, bakal seperti baby boomers yang sangat ideologis,” terang Faisal pada acara peluncuran buku "Generasi Phi" di Kota Tua, Kamis (9/11/2017).
Program Revolusi Mental yang digagas Presiden Jokowi, kata Faisal, bakal memberhentikan generasi millenials. Sebab, generasi yang besar di era Jokowi akan merasakan dampak suntikan ideologi tersebut yang dibawa saat mereka beranjak remaja.
“Apalagi ada data bonus demografi tahun 2020 kan, itu bakal lebih dari 60 persen dikuasai usia-usia produktif,” tambahnya.
Bonus demografi adalah jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak daripada usia nonproduktif (0-15 tahun dan lebih dari 64 tahun). Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada tahun 2020 di mana jumlah usia produktif mencapai 70 persen.
Presiden Jokowi menggagas program Revolusi Mental sejak masa kampanye Pemilu Presiden 2014. Salah satu inti dari gerakan tersebut adalah mengajarkan generasi Indonesia sejak dini untuk mengenal kedisiplinan, kerja keras, kesigapan, dan kemajemukan.