Bamsoet Minta Pemerintah Setop Impor Alat Tes COVID-19
Dalam kunjungan tersebut, politikus yang akrab disapa Bamsoet itu memberikan bantuan 5.000 alat rapid test "Indec Diagnostics" kepada Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar sekaligus mengapresiasi upaya penanganan pandemi COVID-19.
Bamsoet mengapresiasi kerja Gubernur Jabar selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar yang memimpin pengendalian dan memutus mata rantai COVID-19 di kota-kota dan desa-desa di wilayah Jawa Barat.
Sebagai bentuk apresiasinya, ia membawa bantuan alat rapid test produksi dalam negeri. Mengapa alat rapid test tersebut buatan dalam negeri? Ia bilang, agar Indonesia tidak terjebak dengan barang-barang impor. “Termasuk alat-alat kesehatan maupun rapid test yang selama ini kita pakai berasal dari luar negeri,” katanya, beberapa waktu lalu.
Bambang pun menilai, Indonesia sudah mampu memproduksi alat rapid tes sendiri, termasuk Jabar. Oleh karena itu, Bambang berharap apa yang dilakukan Jabar dalam memproduksi alat rapid tes sendiri melalui universitas di Jabar bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
“Terutama untuk pemerintah (pusat) agar setop impor (alat) rapid tes dari negara lain. Kita pakai produksi dalam negeri dan tidak kalah akurasinya,” tutur Bambang Soesatyo.
Ia juga mendorong pemerintah pusat untuk menyiapkan rumah sakit darurat, khususnya di daerah yang penyebaran kasus COVID-19 mulai terkendali, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Saya juga ingin mendorong pemerintah pusat untuk memikirkan daerah-daerah yang mulai terkendali seperti Jawa Barat agar disiapkan rumah sakit darurat yang portabel, yang bisa dipindah. Begitu COVID-19 selesai, bisa dipindah manakala ada bencana,” ujarnya.
Sementara Gubernur Ridwan Kamil mengaku mendapat masukan dari Bamsoet terkait upaya membangkitkan ekonomi di tengah pandemi dengan tetap memprioritaskan penanganan dari sisi kesehatan.
“Saya terharu Pak Bambang memberikan apresiasi terhadap kualitas penanganan COVID-19 di Jawa Barat. Indeks kami rendah dalam persebaran virus, (SARS-CoV-2 penyebab COVID-19), kasus juga tidak terlalu banyak untuk ukuran 50 juta (penduduk Jabar),” ujarnya.
“Tentunya, apresiasi Ketua MPR menyemangati kami. Nasihat-nasihat beliau akan kita tindak lanjuti supaya Jawa Barat terus terkendali,” tambahnya.