Jakarta, era.id - Pertengahan Juni lalu, Presiden Jokowi menegur keras para menterinya karena kinerja yang dinilai biasa-biasa saja di tengah pandemi COVID-19.
Kini, Jokowi kembali menyentil menteri-menterinya, Kepala Negara meminta para pembantunya bekerja lebih keras dan kerja lebih cepat.
"Padahal pada kondisi krisis kita harusnya kerja lebih keras lagi," kata Jokowi, saat Rapat Terbatas Mengenai Percepatan Penyerapan Anggaran Di Enam Kementerian/Lembaga, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/8/2020).
Sekali lagi, Jokowi bilang, para menteri jangan bekerja biasa-biasa saja di masa pandemi. Contohnya, membuat Permen (Peraturan Menteri) yang biasanya mungkin dua minggu bisa dipersingkat sehari selesai. Membuat PP (Peraturan Pemerintah) yang biasanya sebulan dipersingkat menjadi dua hari selesai.
Di bidang ekonomi, Presiden menyebut bahwa prediksi ekonomi dunia juga kurang menggembirakan. Menurut informasi dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), kontraksi ekonomi global diprediksi mencapai minus 6 hingga 7,6 persen.
“Kalau kita ini tidak ngeri dan menganggap ini biasa-biasa saja, waduh, bahaya banget. Belanja juga biasa-biasa saja, spending kita biasa-biasa saja, enggak ada percepatan,” tuturnya.
Jokowi juga mewanti-wanti di kuartal pertama, pertumbuhan (ekonomi) Indonesia bisa tumbuh 2,97 persen dari yang biasanya lima persen. Meskipun angka yang kuartal kedua belum keluar tapi ia memprediksi ada penurunan demand, supply, dan produksi.
"Terganggu dan rusak semuanya. Dari demand, supply, production, semuanya terganggu dan rusak. Ini kita juga harus paham dan sadar mengenai ini. Karena apa? Ya mobilitasnya kita batasi. Mobilitas dibatasi, pariwisata anjlok. Mobilitas dibatasi, hotel dan restoran langsung anjlok, terganggu. Mal ditutup, lifestyle anjlok, terganggu," ucapnya.
Tag:
jokowi