Reshuffle Kabinet Diprediksi Usai Pilkada 2020
Ketua DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto menduga memang Jokowi akan me-reshuffle kabinet namun setelah pelaksanaan Pemilihan Kelapa Daerah (Pilkada) 2020.
"Analisis, ini analisis ya. Analisis reshuffle dilaksanakan setelah Pilkada serentak," ujar Bambang di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/7/2020).
Bambang mengatakan, Jokowi merupakan sosok yang tak suka keributan, karenanya kalau sampai ada reshuffle pun akan dilakukan usai Pilkada 2020. Dengan begitu, tidak ada konsentrasi kerja yang terpecah.
"Pak Jokowi itu nggak suka ngambil keputusan yang bikin horeg (ribut/kisruh). Karena orang kerja kalau dibikin horeg susah kerjanya," kata Bambang.
Baca juga: Jokowi Jawab Peluang Reshuffle di Depan Pimpinan MPR
Terkait seringnya Jokowi "menyentil" para menterinya, Bambang mengatakan itu merupakan hal yang wajar. Sebab, para menteri memang dipilih presiden, jadi wajar saat presiden merasa tidak puas jika ada menterinya yang kinerjanya tidak memuaskan.
"Kalau Pak Jokowi kemudian terhadap kinerja para menterinya nyentil ya wajar, kan dia yang jadiin, belum sesuai harapanku misalnya, ya wajar dong. Menteri-menteri kan juragannya Pak Jokowi," ucap Bambang.
Setelah menegur para menterinya dan mengancam akan melakukan reshuffle hingga pembubaran lembaga, Jokowi kembali "menyentil" jajaran kabinetnya. Dia menyindir para menteri yang Work from Home (WFH) atau kerja dari rumah selama tiga bulan terakhir justru seperti menjalani cuti. Sejumlah kementerian diketahui menerapkan WFH sejak pandemi COVID-19.
"Saya minta kita miliki sense of crisis yang sama. Jangan sampai tiga bulan lalu kita sampaikan kerja dari rumah, work from home, yang saya lihat ini kayak cuti malahan," ujar Jokowi saat rapat terbatas soal serapan anggaran 7 Juli lalu yang videonya diunggah ke YouTube Sekretariat Presiden pada Rabu (8/7/2020).