Belasan Orang Tewas Akibat Banjir di Masamba
Dua korban itu bernama Gandi umur 35 tahun, pekerjaan pimpinan FIF Toraja, Alamat Dusun Pontaden Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Kabupaten Lutra.
Kemudian Askar alias Arkam, umur 35 th, pekerjaan Swasta, Alamat Dusun Pontaden Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Lutra.
"Jenazahnya sudah di Rumah Sakit Hikmah," ujar Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Luwu Utara, Amiruddin saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (14/7/2020).
Sementara, menurut Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, dalam catatan timnya, angka valid korban yang meninggal akibat banjir di Masamba sudah 11 orang.
Beberapa korban lainnya juga luka-luka saat dievakuasi tim. Saat kejadian, air deras disertai lumpur terus naik hingga masuk ke rumah warga.
"Sempat tadi malam dievakuasi. Terjadi banjir lumpur dan air bah, kejadian kira-kira sudah Isya, air saat itu terus-terus naik. Korban ada luka-luka, patah kaki dan meninggal dunia," tambah Amir.
Dari informasi yang diperoleh dari BPBD setempat, musibah itu terjadi di Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.
Banjir bandang diduga diakibatkan curah hujan yang sangat tinggi sejak 12 Juli 2020, di wilayah kabupaten setempat, khususnya wilayah pegunungan.
Kronologis kejadian, sekitar pukul 20.15 WITA, volume air di bantaran Sungai Masamba naik dan menggenangi pemukiman warga. Setelah beberapa menit, air tiba-tiba surut, sehingga beberapa warga yang rumahnya berada di sekitar bantaran sungai kembali ke rumah berniat untuk membersihkan sampah yang masuk ke dalam rumah.
Namun pada pukul 21.00 WITA, volume air kembali naik dengan ketinggian kurang lebih 400 sentimeter yang membawa material kayu dan lumpur, sehingga mengakibatkan beberapa warga yang berada di sekitar bantaran sungai, terjebak di dalam rumahnya. Sekitar pukul 01.05 WITA, volume air berangsur-angsur surut.
Adapun korban hilang tujuh orang, semuanya warga Dusun Pontaden, Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, masing masing, Sabaria umur 39 tahun pekerjaan IRT.
Selanjutnya, Disa, umur 10 tahun, pelajar; Nabil, umur 8 tahun, pelajar; Caca, umur 16 tahun pelajar; Nina, umur 23 tahun, IRT; dan Megi, umur 49 tahun, pekerja swasta.
Untuk kerugian materil, pemerintah setempat masih mendata karena puluhan rumah ikut terbawa arus dan tertimbun lumpur dari material banjir.
Sungai Radda dan Masamba meluap
Tidak hanya di Kecamatan Masamba, terdampak banjir bandang. Kejadian serupa juga terjadi di Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, Sulsel.
Sungai Radda di lokasi itu ikut meluap dan mengakibatkan puluhan rumah warga dan tempat ibadah terendam air bercampur lumpur dan pasir setinggi hampir dua meter.
Lokasi Desa Radda, berjarak hanya sekitar dua kilo meter dari pusat kota Masamba, yang juga terlebih dahulu teredam banjir membawa material lumpur.
Musibah tersebut bersamaan dengan meluapnya sungai Masamba, yang membuat arus air sungai itu meluber ke jalan raya hingga masuk ke Bandar Udara Andi Djemma, pada Senin kemarin, malam. Dampaknya, sekitar pukul 02.53 WITA jalan Trans Sulawesi menjadi lumpuh.
Saat ini tim terpadu dari unsur BPBD, PNI, Basarnas, TNI-Polri, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan instansi terkait, turun di lokasi untuk melakukan penanganan pascabencana.
Ada enam kecamatan yang terdampak banjir sejauh ini, yakni Kecamatan Masamba, Kecamatan Baebunta, Kecamatan Malangke, Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Baebunta Selatan, dan Kecamatan Sabbang.