Kenapa RI Pakai Vaksin COVID-19 Sinovac Asal China?

ERA.id - Ketua tim riset uji klinis vaksin COVID-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K), M.M., membeberkan alasan mengapa Indonesia menggunakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan perusahaan Sinovac, China, untuk diuji coba.

Saat ini baru vaksin asal China itu yang sudah siap dilakukan uji klinis tahap tiga. Ia menyebut bahwa pengembangan vaksin COVID-19 memerlukan pengujian yang panjang.

“Kenapa pakai vaksin asal China? Karena baru China yang sudah melakukan penelitian hingga ke fase III. Kita harus cepat menggunakan vaksin ini karena kita sudah banyak korbannya,” jelas Prof. Kusnandi, di gedung Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Bandung, Rabu (22/7).

Dokter spesialis anak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung tersebut memaparkan, sebelum bisa digunakan secara luas, pengembangan vaksin harus menjalani tahap praklinis dan klinis. Pada tahap praklinis, antigen vaksin diperiksa kestabilannya, baik secara fisik maupun kimia.

Hasilnya, vaksin tersebut secara fisik dan kimia sudah stabil. Sebelumnya, vaksin COVID-19 juga sudah diujicobakan kepada hewan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa vaksin yang disuntikkan ke hewan tetap aman dan membentuk zat anti.

Setelah dinyatakan aman dan bekerja pada hewan, vaksin kemudian diujicobakan ke manusia. Prof. Kusnandi mengungkapkan, proses uji klinis ke manusia terdiri dari tiga fase.

Prof. Dr. Kusnandi Rusmil (Dok. Unpad)

Fase pertama, diuji kepada 100 orang dewasa. Jika dinyatakan aman, uji coba masuk kepada fase kedua, yaitu uji coba kepada minimal 400 orang.

Setelah kembali berhasil, uji coba selanjutnya masuk ke fase tiga, yaitu dengan jumlah relawan mencapai ribuan orang. Saat ini, uji klinis di Kota Bandung merupakan pengujian pada fase tiga.

Uji coba fase ketiga tidak bisa dilakukan hanya pada satu sentra pengujian, tetapi harus dilakukan di banyak lokasi. Karena itu, uji klinis vaksin COVID-19 ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara di dunia.

“Memang yang paling cepat dan bisa dipakai saat ini untuk mencegah peredaran COVID-19 di Indonesia adalah yang dibuat di China,” kata Prof. Kusnandi.

Rencananya, vaksin dari Sinovac akan uji coba di enam titik di Bandung. Uji coba tahap tiga ini akan dimulai awal Agustus 2020. Uji coba ini hasil kerja sama Sinovac dengan PT. Bio Farma.

Kusnandi bilang, Unpad menjadi perguruan tinggi satu-satunya yang ditunjuk PT. Bio Farma sebagai pelaksana uji klinis vaksin COVID-19 di Indonesia.

Menurut Kusnandi, Unpad sudah lebih dari 20 tahun melakukan penelitian dan pengujian mengenai vaksin. Atas dasar pengalaman ini, Bio Farma memercayakan Unpad ambil bagian dalam riset pengujian klinis vaksin COVID-19.

Unpad melalui Fakultas Kedokteran sudah menyiapkan rencana kerja penelitian uji vaksin COVID-19 sesuai prosedur yang berlaku. Saat ini, rencana kerja penelitian tengah menunggu persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad. Rencananya, sebanyak 1.620 relawan di Kota Bandung akan menjadi subyek pengujian vaksin.