Selidiki Kasus UC News, India Panggil Bos Alibaba Jack Ma

ERA.id - Pengadilan India memanggil pemilik Alibaba, Jack Ma, atas kasus pemecatan secara semena-mena terhadap salah satu warga India yang menuduh adanya upaya sensor dan penyebaran berita bohong di aplikasi buatan Alibaba.

Seperti dilaporkan oleh Reuters, Minggu (26/7/2020), kasus terbaru ini muncul beberapa minggu setelah India melayangkan dugaan ancaman keamanan yang terdapat di aplikasi buatan Alibaba seperti UC News, UC Browser, dan 57 aplikasi lainnya. Konflik ini dibarengi konflik senjata di perbatasan India dan China.

India telah meminta konfirmasi dari perusahaan terkait, termasuk apakah mereka sungguh-sungguh melakukan sensor atau membantu kerja suatu pemerintahan asing.

Dalam berkas persidangan bertanggal 20 Juli, mantan karyawan UC Web di bawah Alibaba, Pushpandra Singh Parmar, menuduh bahwa perusahaan tersebut pernah menyensor konten yang dianggap kurang menguntungkan pemerintahan China. Sementara itu, aplikasi UC Browser dan UC News disebut menyajikan berita bohong "untuk mengakibatkan keributan sosial dan politik."

Panggilan persidangan dilayangkan hakim sipil Sonia Sheokand dari Pengadilan Negeri Gurugram yang berada di New Delhi. Ia memanggil wakil Alibaba, CEO Alibaba Jack Ma, dan beberapa personil atau unit perusahaan untuk datang secara langsung atau diwakili pengacara masing-masing pada tanggal 29 Juli, demikian tertulis di dokumen yang didapat Reuters.

Kantor Alibaba dan petingginya juga diminta membuat jawaban tertulis paling lambat 30 hari sejak surat tersebut disampaikan.

Sementara itu UC India menyatakan "tetap berkomitmen terhadap pasar India dan kesejahteraan karyawan lokalnya, serta memiliki kebijakan yang sesuai dengan hukum setempat."

UC India menolak berkomentar mengenai proses litigasi yang berlangsung.

Sementara itu, juru bicara Alibaba tidak merespon pertanyaan Reuters mengenai kasus tersebut.

Kasus pengadilan ini merupakan batu sandungan Alibaba yang terkini di India. Pelarangan aplikasi, termasuk UC Web, telah diterapkan di negara tersebut, mengakibatkan unit perusahaan di bawah Alibaba itu untuk merumahkan beberapa karyawannya di India.