COVID-19 Belum Usai, Texas Harus Hadapi Badai Hanna
ERA.id - Badai Hanna meninggalkan jejak kerusakan di Texas pada hari Minggu lalu. Listrik mati. Beberapa bagian tembok batas negara AS-Meksiko runtuh. Sejumlah area berjibaku dengan banjir.
Badai Hanna menjadi pembuka musim badai Atlantis di tahun 2020. Seperti diberitakan Reuters, ia tiba di Pulau Padre pada Sabtu (25/7/2020) siang sebagai badai Kategori 1 skala Saffir-Simpson. Badai dengan kekuatan terbesar ada di kategori 5 dari skala tersebut.
Area yang terdampak badai ada di negara bagian Texas yang juga tengah berjibaku dengan pandemi virus korona.
Pada hari Minggu, badai tersebut telah mereda akibat pengaruh tekanan iklim tropis.
Angin kencang dari badai Hanna menjungkirbalikkan setidaknya tiga truk berukuran besar dan sebuah kendaraan rekreasi. Alat berat berusaha mengangkat kendaraan tersebut pada Minggu, hingga menutup 3,2 kilometer jalan lintas provinsi Route 77 di Sarita, Texas, seperti diberitakan Reuters.
Sementara itu, di Port Mansfield, 240 kilometer di selatan Padre Island, angin kencang telah meratakan sawah tebu dan mencerabut pohon dari akarnya. Rusa berkeliaran di jalanan. Atap-atap rumah ikut diterbangkan angin kencang.
Curah hujan hingga lebih dari 30 cm mengakibatkan jalanan digenangi banjir dan air sungai meluap di area selatan Texas, kata Layanan Cuaca Nasional AS.
Belum ada laporan jatuhnya korban akibat badai tersebut.
Citra satelit cuaca dari Hurricane Hanna di Texas, AS.
Namun, ada pula warga setempat yang menikmati melimpahnya air bawaan badai Hanna. Dua warga Galveston dikabarkan berselancar di aliran deras di sungai dekat rumah mereka.
Gubernur Texas Greg Abbott menyatakan pada Minggu lalu bahwa Badan Federal Manajemen Kedaruratan mengategorikan badai Sabtu lalu sebagai situasi darurat nasional dan akan membantu mendanai proses evakuasi dan penyediaan tempat tinggal sementara.
Warga Texas sendiri sedang berjibaku dengan melonjaknya angka kasus COVID-19 selama beberapa minggu terakhir. Kasus positif di negara bagian Texas meroket hingga mencapai 381,656 kasus dan 5.036 korban jiwa pada 26 Juli 2020.