Termahal di Dunia, Masker Berlian Anti Korona Seharga Rp22 Miliar
ERA.id - Masker saat ini menjadi alat pelindung diri atau APD yang paling penting di tengah wabah COVID-19. Beragam bentuk dan jenis masker kini sudah banyak tersedia di pasaran.
Harganya juga bervariasi, tergantung dari bahan dan teknologi yang digunakan. Adanya masker membuat para pebisnis membuat masker yang berbeda dan lebih kreatif. Salah satu perusahaan perhiasan asal Israel membuat masker dengan terobosan baru.
Dikutip dari New York Post pada Selasa (11/8/2020), perancang perhiasan, Isaac Levy yakni membuat masker termahal seharga 1,5 juta dolar AS atau sekitar Rp22,1 miliar.
Masker ini digadang-gadang anti virus korona yang bertatahkan berlian. Selain itu, masker juga terbuat dari emas putih 18 karat yang dihiasi dengan 3600 berlian hitam-putih. Tak hanya itu, masker juga dilengkapi dengan filter N99 tingkat atas.
Levy, pemilik perusahaan pembuatan perhiasan Yvel, mengatakan saat ini sudah ada dua calon pembeli. Ia berharap ini menjadi masker termahal di dunia yang dirampung hingga akhir tahun ini.
Dia menolak untuk membocorkan siapa calon pembeli masker tersebut. Masker berlian itu memiliki berat 270 gram atau hampir 100 kali lipat dari berat masker bedah pada umumnya. Masker ini sepertinya tidak praktis untuk dipakai dalam sehari-hari.
Dalam sebuah wawancara, Levy memamerkan beberapa potong masker yang dilapisi berlian. Ada juga satu lempengan emas dengan sebuah lubang untuk penyaringan.
“Uang mungkin tidak membeli segalanya, tetapi uang bisa membeli masker COVID-19 yang sangat mahal. Ada orang yang ingin memakainya saat berjalan-jalan untuk mendapatkan perhatian. Dia pasti senang dengan itu,” ujar Levy.
Masker termahal di dunia ini membuat beberapa orang sakit hati. Sebab, ada jutaan orang di dunia kehilangan pekerjaan atau penurunan ekonomi. Meski begitu, Levy mengatakan jika dia hanya orang yang membuatnya. Ia juga bersyukur karena bisa menciptakan masker tersebut.
“Saya senang masker ini sama saja seperti memberi lapangan pekerjaan yang cukup kepada karyawan di masa-masa sangat sulit seperti saat ini,” tutupnya.