Jokowi Tak Boleh Jadi Relawan Vaksin COVID-19, Kenapa?

ERA.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan alasan mengapa Presiden Joko Widodo dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tak bisa jadi relawan vaksin COVID-19 produksi PT Bio Farma (Persero). Salah satunya, karena syarat menjadi relawan harus berdomisili di wilayah Jawa Barat, khususnya yang dekat dengan PT Bio Farma.

"Domisilinya diprioritaskan yang dekat dengan Bio Farma. Itulah kenapa relawannya diharapkan orang Bandung, orang Cimahi bukan di kabupaten atau provinsi lain karena semata-mata ada monitoring bulanan," kata Ridwan melalui sebuah video yang ditayangkan di akun Twitter miliknya @ridwankamil, Rabu (12/8/2020).

Ridwan menjelaskan, monitoring yang dilakukan oleh dokter ini akan dilakukan secara berkala. Sehingga para relawan tersebut diharuskan untuk berdomisili di sekitar perusahaan obat itu untuk mempermudah monitoring.

Selain itu, kata Ridwan, ada sejumlah syarat lain yang harus dipenuhi oleh relawan vaksin COVID-19, yaitu harus berusia 20 tahun hingga 59 tahun dan harus dalam kondisi yang sehat.

Lebih lanjut, mantan Wali Kota Bandung ini menegaskan tidak benar jika relawan yang ada dijadikan kelinci percobaan uji klinis fase 3 vaksin COVID-19. Itu pula yang menjadi alasannya mendaftar sebagai relawan. Dengan keikutsertaannya sebagai relawan vaksin COVID-19, masyarakat menjadi yakin dengan vaksin hasil kerja sama PT Bio Farma dan perusahaan Sinovac dari China.

"Kenapa saya ikut, karena ketika ada yang bilang 'pemimpinnya saja enggak yakin. Kita jadi kelinci percobaan' saya kira tidak begitu. Kita melihat ini ilmiah makanya saya ikut bersama relawan," kata Ridwan.

Lebih lanjut, Ridwan mengatakan masyarakat tak perlu khawatir dengan vaksin COVID-19 tersebut jika nantinya telah diproduksi secara luas karena tak akan ada efek samping bagi kesehatan.

"Efek samping vaksin yang saya tahu dan menurut konfirmasi adalah demam sesaat, bengkak sesaat karena penyuntikan dan orang masih boleh berkegiatan setelah dilakukan vaksinasi ini," ungkap dia.

Untuk diketahui, Uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 resmi dilakukan dengan penyuntikan perdana vaksin terebut kepada 20 relawan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020). Artinya, vaksin COVID-19 ini telah sampai di fase akhir uji klinis sebelum diproduksi secara massal. 

Dijadwalkan penyuntikan vaksin yang dibuat oleh PT Bio Farma, holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang farmasi, akan dilakukan kepada 1.620 subyek relawan.

Penyuntikan dan pemantauan pasien uji klinis tahap 3 dilakukan terus menerus dan akan berlangsung hingga minggu ketiga Desember dengan total, 1.620 relawan.