Menguak Gangguan Identitas Gender yang Membuat Seseorang Putuskan Ubah Gender seperti Oscar Lawalata
ERA.id - Desainer ternama Tanah Air, Oscar Lawalata menjadi perbincangan hangat di publik. Pasalnya, kakak kandung dari Mario Lawalata diketahui telah mengubah identitas gender menjadi perempuan.
Hal ini diungkapkan oleh sang ibu, Reggy Lawalata dalam video bertajuk "UNTOLD STORY REGGY LAWALATA - Anakku Feminin" yang diunggah di kanal The Lawalatas pada Rabu (5/8/2020).
"Pilihan gender Oscar itu wanita, firm," ungkap Reggy Lawalata.
Mulanya Regy Lawalata bingung mengapa Oscar tampil feminim, dan berpikir perceraian orangtua jadi penyebab perubahan dalam diri desainer yang berusia 42 tahun tersebut.
"Saya pikir mungkin karena perceraian saya, itu yang saya pikirkan. Tapi on the end saya lihat lagi temen saya hidupnya rukun-rukun aja tapi anaknya kayak gitu juga ya? Mulai saya berpikir, oh ya bukan perceraian." kata Reggy Lawalata.
Mulanya, Regy berpikir jika Oscar memilih gender jadi perempuan bisa jadi karena perceraian orangtua. Namun, dia berpikir lagi jika perceraian bukanlah penyebab. Ia melihat temannya yang bercerai juga tetapi anaknya hidup rukun.
Mengamati persoalan ini, Psikolog Klinis, Dra. Kasandra Putranto menjelaskan, bahwa ada ada berbagai macam latar belakang mengapa seorang pria mengubah gender dari laki-lai menjadi perempuan ataupun sebaliknya.
"Salah satunya ada gangguan identitas gender, di samping masalah hormonal," ungkap Kasandra Putranto saat dihubungi Era.id.
Mengutip dari WebMD, gangguan identitas gender atau disebut disforia gender (gender dysphoria), adalah suatu kondisi yang diderita orang-orang yang dikenal dengan sebutan transgender, di mana seseorang mengalami ketidaknyamanan atau rasa tertekan karena ada ketidakcocokan antara jenis kelamin biologis dengan identitas gender mereka.
Jenis kelamin biologis didapatkan seseorang saat lahir tergantung dari penampilan atat genitalianya. Namun, identitas gender adalah jati diri jenis kelamin yang dipercaya dan diyakini oleh individu tersebut. Misalnya, seseorang yang memiliki penis dan karakteristik fisik lainnya yang mewakili laki-laki, pada umumnya akan mengidentifikasi dirinya sebagai seorang pria.
Tetapi, walaupun jenis kelamin biologis dan identitas gender seseorang bisa selaras bagi kebanyakan orang, hal ini tidak berlaku pasti bagi sebagian lainnya.
Beberapa orang mungkin memiliki ciri karakteristik fisik laki-laki, tapi merasa dan meyakini dirinya adalah seorang perempuan, sementara yang lainnya mungkin merasa mereka adalah keduanya atau tidak merasa bahwa mereka 100 persen wanita atau pria saja (terlepas dari penampilan fisiknya), alias genderqueer.
Kasandra menambahkan, pria yang mengubah gender menjadi perempuan biasanya sejak dini merasa dirinya terperangkap dalam tubuh yang salah. Untuk mengungkapkan alasan mengapa mereka tak bisa menerima dirinya seutuhnya, perlu pemeriksaan terlebih dahulu.
"Harus ada pemeriksaaan terlebih dahulu untuk bisa menentukan seseorang memilih alasan yang mana," imbuh Kasandra Putranto.